Blogger Templates

salam mujahadah

salam mujahadah

Tuesday, November 2, 2010

Mustafa Kamal La'natullah...


Meluruskan Sejarah, Siapakah Sebenarnya Mustafa Kemal Attaturk
Dipublikasi pada Rabu, 24 Maret 2010 oleh abufaiz97
Artikel ini telah dibaca 1648 kali.
Topik: Sejarah

Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan kemajuan....

----------



Penulisan sejarah biasanya berkaitan erat dengan siapa yang menjadi penguasa di zaman sejarah tersebut dibuat. Sebagai contoh sederhana, di zaman Soeharto berkuasa, ia menciptakan sejarah tentang jasa-jasanya menyelamatkan bangsa dan negara dari kudeta. Namun di zaman reformasi, banyak pakar sejarah yang berusaha merevisi ulang semua dogma tersebut.

Contoh lain adalah nama Mustafa Kemal Attaturk. Dalam sejarah dunia dia dianggap sebagai bapak pembaharu Turki modern yang namanya begitu harum sebagai peletak tonggak sekulerisme Turki. Namun bila kita jeli melihat sejarah dalam sudut pandang yang lain, Attaturk adalah orang Yahudi yang menyamar jadi muslim untuk menghancurkan Islam dari dalam. Dialah orang yang mengabolisi Khilafah Islam dibubarkan pada 3 Maret 1924. Dia adalah pengkhianat sekaligus pecundang.


Mustafa Kemal Attaturk

Terjagalnya Khilafah tanpa daya pada bulan 28 Rajab 1342 H bertepatan dengan 3 Maret 1924 M bukanlah terjadi dengan sekejap mata. Sebagaimana kebaikan yang perlu proses untuk terjadinya, keburukan pun demikian, membutuhkan proses. Mustafa Kemal Ataturk menjagal Khilafah juga bukan proses sekejap, perlu proses yang panjang. Proses itu dimulai ketika pada awal abad ke-19 M kaum muslimin mulai meninggalkan al-Quran dan as-Sunnah untuk memecahkan masalah-masalah mereka, dan tertarik dengan ideologi Liberal yang menggiurkan nafsu manusia.

Liberalisasi di Eropa Barat

Setelah mengalami Renaisance abad ke-15 M, masyarakat Eropa Barat bersepakat untuk memisahkan agama dari kehidupan alias menganut faham sekulerisme. Sekulerisme ini dikristalkan oleh John Locke filosof Inggris menjadi ideologi Liberal, sebuah ideologi yang menempatkan manusia bebas dari ikatan apa pun, baik ikatan agama ataupun selain agama. Liberal dalam beragama, berekonomi, liberal berpolitik, seksualitas, liberal dalam segala hal. Ideologi inilah yang akan menghantarkan Barat kepada kebangkitannya, walau kebangkitan yang semu.

Semangat Liberalisme ini mendorong pecahnya Revolusi Perancis tahun 1789 yang mengusung jargon "Liberte, Egalite, dan Fraternite". Revolusi Perancis berhasil menjauhkan agama dalam hal ini gereja dari masyarakat, negara maupun politik. Di awal abad ke-19 M, Perancis muncul menjadi paling kuat dan maju, menjadi negara nomor satu di dunia di bawah pimpinan Napoleon Bonaparte.

Khilafah Turki Utsmani Melirik Liberalisme

Sementara itu, Khilafah Turki Utsmani masih mengalami kemandegan berpikir akibat terhentinya ijtihad dan mulai melirik ideologi Liberal yang sedang berkembang pesat di Eropa Barat. Kemajuan teknologi akibat revolusi Industri telah menyilaukan mata, sehingga tidak bisa membedakan mana teknologi yang bisa diambil dari bangsa manapun, dan mana peradaban yang harus disaring.

Tahun 1828 di masa Sultan Mahmud II, pemikiran dan sistem sekuler mulai merasuk ke tubuh khilafah. Tahun 1876 M Gerakan Turki Muda yang tergila-gila dengan ideologi liberal berhasil memaksa Sultan Abdul Hamid II menerima Konstitusi 1876, sebuah konstitusi sekuler. Sejak itu, tanda-tanda keruntuhan Khilafah mulai di depan mata. Sekeliling khalifah sudah dipadati dengan orang-orang yang berideologi sekuler liberal, yang dipimpin oleh Perdana Mentrinya sendiri, Midhat Pasya si pemabok.

Mustafa Lahir

Pada kondisi Khilafah sedang sakit ideologi inilah Mustafa Kemal Ataturk yang akan menjadi penjagal Khilafah dilahirkan. Tepatnya tanggal 12 Maret 1881. Nama aslinya Mustafa. Ia dilahirkan di Salonika (sekarang di Yunani). Saat itu Yunani berada di dalam wilayah Khilafah Turki Utsmani. Ayah Mustafa bernama Ali Riza yang meninggal saat putranya berumur 7 tahun. Ibu Mustafa bernama Zubeyde Hanim, seorang muslimah taat yang berharap Mustafa menjadi ulama yang faqih.

Namun Mustafa berbeda pendirian. Ia menjadi remaja pemberontak melawan segala bentuk peraturan. Ia kasar, dan kurang ajar pada gurunya. Di depan kawannya, ia sangat arogan dan penyendiri.

Akhirnya pada usia dua belas tahun Mustafa dimasukkan ke akademi militer di Salonika. Ia ikut seleksi dan lulus jadi kadet.

Di militer, nampaknya Mustafa menemukan dunianya. Ia mampu menunjukkan prestasi akademik yang bagus, sehingga salah satu pelajar menjulukinya "Kemal" yang berarti kesempurnaan. Sejak itu ia panggil Mustafa Kemal.

Mustafa Dicekoki Ideologi Liberal

Pada usia 14 tahun, Mustafa Kemal pindah ke sebuah akademi di Monastir.

Saat-saat liburannya di Salonika, Mustafa Kemal senang berkunjung ke tempat-tempat hiburan Eropa dimana para wanita tidak mengenakan cadar, menyanyi, berdansa, dan duduk di meja bersama laki-laki. Mustafa Kemal senang minum-minuman keras.

Dalam pergaulan, Mustafa Kemal banyak bersandar pada teman-temannya para pendeta Macedonia yang sengaja "menangkapnya". Para pendeta Macedonia inilah yang mengajarkan dasar-dasar bahasa Perancis bersama seorang teman Mustafa dari Macedonia yang bernama Fethi. Keduanya diajari buku-buku karya pemikir-pemikir liberal seperti Voltaire, Rousseau, Thomas Hobbes, dan John Stuart Mill, serta buku-buku lainnya. Hingga akhirnya, Mustafa mengarang syair yang mendengung-dengungkan nasionalisme dan berpidato di depan akademi militer. Mustafa berbicara kepada mereka tentang kerusakan sultan sebelum dia berumur 20 tahun.

Mustafa Kemal kemudian ditempatkan di Istambul. Di sana dia menjadi pengunjung rutin rumah Madame Corinne, seorang janda Italia yang hidup di Pera, sebuah distrik kota yang telah mengalami Westernisasi. Ia pun hanyut dalam minum-minuman keras, bermain judi, dan bersenang-senang dengan musik.

Setelah mencapai nilai tertinggi dalam ujian akhir, Mustafa lulus dengan gelar kehormatan pada Januari 1905 sebagai kapten.

Mustafa menjadi atase militer di Sofia.

Saat itu, Mustafa Kemal bergabung dengan perkumpulan mahasiswa nasionalis, yang dikenal sebagai Vatan (yang artinya Tanah Air). Para anggotanya menganggap dirinya kelompok revolusioner yang menentang pemerintahan Sultan Abdul Hamid II, yang memberangus segala pemikiran "liberal" yang merongrong pemerintahan Islam. Kelompok ini selalu menyalahkan Islam yang dianggap membuat Turki terbelakang dan terus-terusan menyebarkan kebencian terhadap syariat yang dianggap kolot, serta menjadikan ajaran-ajaran sufi sebagai tertawaan. Anggotanya bersumpah melengserkan sultan dan menggantinya dengan sistem pemerintahan Barat dengan konstitusi dan parlemen, menghancurkan otoritas para ulama, menghapus jilbab dan kerudung, serta mendeklarasikan kesetaraan gender. Tak lama bergabung, Mustafa Kemal menjadi pemimpinnya.

Mustafa diundang untuk menghadiri salah satu pertemuan di sebagian rumah-rumah orang Yahudi yang memiliki kewarganegaraan Italia dan organisasi-organisasi Freemasonry Italia. Turki Muda menjadikan perlindungan yang diberikan kepada Yahudi ini sebagai tameng. Mereka mendapat bantuan finansial dalam jumlah yang sangat besar dari berbagai pihak.

Tahun 1908 M Kaum nasionalis sekuler, Turki Muda, melakukan revolusi. Revolusi ini dalam rangka merongrong Sultan Abdul Hamid II yang menentang konstitusi 1876 yang sekuler dan selalu menyerukan kembali ke Syari'at Islam.

Pema'zulan Sultan Abdul Hamid II

Akhirnya pada tanggal 26 April 1909 M Turki Muda yang berkomplot dengan Syaikhul Islam, Mohammad Diauddin Afandi, berhasil memberhentikan Sultan Abdul Hamid II, seorang khalifah yang saleh dan lembut. Sejak saat itu Khilafah Utsmaniyah dikuasai kaum nasionalis Turki.

Setelah pemberhentian Sultan Abdul Hamid II banyak orang mulai menulis buku baik berbahasa Inggris, Arab maupun Turki, yang memfitnah dan menyerang Sultan Abdul Hamid II. Mereka memfitnah Sultan Abdul Hamid II sebagai orang yang menjadikan Daulah Utsmani tenggelam semakin dalam dan menampilkan Turki Muda sebagai pahlawan.

Dalam buku-buku sejarah Indonesia yang ditulis oleh kaum sekuler, Gerakan Turki Muda ini disebut-sebut sebagai gerakan untuk mencapai perbaikan nasib menentang Sultan Abdul Hamid II yang mereka sebut sebagai Kaum Kolot. Gerakan Turki Muda ini dianggap sebagai pemicu pergerakan nasionalis sekuler di Indonesia.

Setelah Sultan Abdul Hamid II diberhentikan, tahun 1909 M Sultan Muhammad Risyad menggantikannya sebagai Khalifah Turki Utsmani. Namun pemerintahannya sebenarnya sudah tidak berarti karena dibawah perintah Turki Muda.

Di tubuh Turki Muda sendiri terjadi perpecahan. Mustafa Kemal akhirnya meninggalkan Turki Muda dan kembali menekuni kemiliteran 10 tahun berikutnya seperti sebelumnya. Berkat pribadi keras dan kecerdasannya, ia merengkuh banyak kekuasaan politik. Ia habiskan malam dengan mengadakan rapat rahasia untuk merencanakan makar, yang diharapkan menghasilkan kekuasaan absolut baginya.

Khilafah Turki Utsmani Terseret Perang Dunia I

Tahun 1914 Pecah Perang Dunia Pertama. Jerman yang menguasai minyak di Irak dan mengancam sumber minyak Inggris di Iran dan Jazirah Arab, dengan kekuatan besar berambisi menguasai dunia. Inggris, Perancis dan Rusia pun bersekutu mengumumkan perang melawan Jerman. Selain beraliansi dengan Austria, Jerman membujuk Khilafah Turki Utsmani untuk ikut Perang Dunia I melawan Sekutu.

Tahun 1918 Jerman dan Austria- Hungaria dituntut meletakkan senjata. Maka berakhirlah Perang Dunia I. Kemenangan akhirnya ada di pihak Sekutu. Setelah Rusia keluar dari persekutuan dan AS kembali ke politik isolasinya, tinggallah Inggris dan Perancis membagi-bagi wilayah Khilafah Utsmani.

Ketika Inggris menduduki Istambul, ibukota Khilafah Utsmaniyah Mustafa Kemal melarikan diri ke Anatolia, tempat ia memulai perjuangan untuk pembebasan Turki. Kebiasaan berzina diteruskan Kemal pada para wanita pemburu cinta, yang berkeliaran di sekitar garnisun.

Mustafa Kemal Menjadi Pahlawan Boneka

Untuk mengakhiri Khilafah Utsmani hingga ke akar-akarnya Barat membuat skenario busuk namun licin. Mereka akan melahirkan seorang pahlawan boneka yang bisa dijadikan partner pasukan sekutu. Pahlawan ini akan menjadi harapan umat Islam yang sedang dilanda keputusasaan. Pilihan mereka jatuh kepada Mustafa Kemal.

Intelijen-intelijen Inggris berhasil menemukan "impian mereka" yang telah lama didambakan dalam pribadi Mustafa Kemal, seorang yang memiliki watak diktator. Hubungan antara intelijen Inggris dan Kemal dilakukan melalui perantaraan seorang intelijen bernama Amstrong yang memiliki hubungan dekat dengan Kemal.

Skenario ini dilaksanakan. Di akhir Perang Dunia I Mustafa Kemal memimpin pasukan pertahanan Turki melawan Pasukan Sekutu Eropa dan Yunani yang menguasai Izmir. Mustafa Kemal mendengungkan spirit Jihad di Turki, mengangkat al-Qur`an dan membuat orang-orang Inggris menarik diri tanpa terjadi bentrokan senjata apa pun.

Tanpa mengalami banyak kesulitan, Mustafa Kemal berhasil menguasai beberapa tempat strategis. Dunia Islam menyambutnya dengan penuh antusias dan memberinya gelar "ghazi" (panglima perang yang gagah dan tanpa tanding). Saat Yunani kalah dan Turki menang, rakyat mabuk kemenangan, dan memuja Mustafa Kemal sebagai sang Penyelamat. Ia digelari Pembela Kebenaran. Berbagai pengakuan para diplomat asing makin meneguhkan kedudukannya sebagai pahlawan Turki melawan Barat. Para khatib menyambutnya dengan sangat hangat. Para penyair memujinya. Ahmad Syauqi, misalnya dalam sebuah awal baitnya menyejajarkan Mustafa Kemal dengan Khalid bin Walid si pedang Allah dengan syairnya.

"Allahu Akbar, betapa banyak penaklukan yang demikian mengagumkan wahai Khalid Turki, perbaharuilah kepahlawanan Khalid Arab!"

Ya, sebuah skenario jahat yang luar biasa sukses!

Sekarang Mustafa Kemal menjadi seorang panglima militer yang memiliki kedudukan Banyak wanita yang memujanya dengan mengenakan foto Kemal dalam locket di lehernya. Sebagai pembebas negaranya, Mustafa kemal sudah terbiasa tidur dengan para wanita yang mau dan bernafsu.

Hingga tahun 1919 M Mustafa Kemal masih bersandiwara. Untuk menutupi kebenciannya kepada Islam dan untuk meraih simpati rakyat Khilafah. Ketika dia berhasil menang atas Yunani di Ankara, ia berbicara di hadapan publik, "Sesungguhnya semua rencana akan diambil tidak dimaksudkan kecuali untuk melindungi kesultanan dan khilafah serta pembebasan sultan dan negeri ini dari perbudakan orang-orang asing."

Mustafa Mulai Membuka Topeng

Bulan April 1920 Mustafa Kemal membentuk dan memimpin Majelis Nasional Agung Turki yang berpusat di Ankara.

Tahun 1922 kaum nasionalis sekuler Turki makin merajela. Sultan Mehmet VI Vahdettin (Wahiduddin) dijatuhkan. Kelompok nasionalis ini membuat kekuasaan Khalifah ditiadakan pada tanggal 1 November 1922.

Mulailah Mustafa Kemal menampakkan kebenciannya kepada Islam. Pada tanggal 19 November 1922 melalui Majelis Nasional Turki di Ankara, Mustafa Kemal mengangkat Abdul Majid II menjadi Khalifah menggantikan Muhammad Wahiduddin yang melarikan diri. Sultan Abdul Majid ini sebenarnya hanya khalifah boneka yang sama sekali tidak memiliki kekuasaaan apa-apa.

Pada tanggal 29 Oktober 1923 kaum nasionalis sekuler Turki memproklamirkan berdirinya Republik Turki dengan Mustafa Kemal sebagai presidennya.

Tidak lama berkuasa, ia menyatakan tegas bahwa ia akan menghancurkan puing reruntuhan Islam dalam kehidupan bangsa Turki. Hanya dengan mengeliminasi segala hal berbau Islam, Turki bisa 'maju' menjadi bangsa modern yang dihormati. Tanpa ragu Kemal menyerang Islam dan pilarnya.

Pernikahan Mustafa Kemal

Mustafa Kemal akhirnya menikah juga. Ia menikah dengan Latife Usakligil.anak perempuan Ushakizade Muammer, seorang Smyrna yang kaya dan berminat pada perkapalan dan perdagangan intgernasional. Meskipun Latife orang turki yang berkulit zaitun dan memiliki mata gelap dan besar, namun ia telah belajar ilmu hukum di Eropa dan berbahasa Perancis seperti wanita Perancis. Mereka menikah di rumah ayah Latife dengan gaya Eropa sebagai upaya untuk menghapuskan adat-adat yang Islami. Dalam perkawinan Islam, pengantin laki-laki dan perempuan tidak boleh saling bertemu sampai setelah upacara akad nikah selesai. Namun, Kemal dan Latife melanggar tradisi dan mengucapkan janji setia mereka sambil duduk di atas bangku.

Setelah itu Kemal mengajak istrinya melakukan perjalanan bulan madu, dengan memanfaatkan isterinya sebagai contoh dalam kampanyenya untuk menggalakkan emansipasi terhadap wanita Turki. "Itulah cara untuk memperlakukan seorang wanita," katanya, dengan menunjuk Latife yang berdiri di sampingnya dengan mengenakan celana. Memamerkan isteri barunya dengan cara yang tidak lazim semacam itu menyulut kemarahan bagi kalangan Islam yang mereka sebut tradisionalis di antara lawan-lawan politiknya, khususnya ketika Latife tampil mengenakan gaun pendek yang mempertontonkan bagian-bagian tubuh secara terbuka pada berbagai acara pesta besar.

Tahun 1340 H/ 1923 M Mustafa Kemal menandatangani perjanjian dengan negara-negara Barat yang dikenal dengan nama Perjanjian Luzan (lausane). Perjanjian itu mewajibkan Turki menerima beberapa syarat yang dikenal dengan nama syarat Karzun (Curzon) yang empat. Karzun adalah ketua delegasi Inggris dalam pertemuan Luzan. Empat syarat itu:

1. Pemutusan Turki dari semua hal yang berhubungan dengan Islam.
2. Penghapusan Khilafah Islam untuk selama-lamanya.
3. Mengeluarkan Khalifah dan para pendukung Khilafah dan Islam dari negeri Turki serta mengambali harta khalifah.
4. Mengadopsi undang-undang sipil sebagai pengganti undang-undang Turki yang lama.

Mustafa Menjagal Khilafah

Dan tanggal 3 Maret 1924 Mustafa Kemal pun memulai proses penjagalan Khilafah yang tanpa daya. Ia memanggil semua anggota Majelis Nasional untuk mengadakan pertemuan. Malam-malam sebelumnya, Mustafa Kemal berusaha membungkam suara penentangnya dengan mengancam dengan hukuman mati bagi para pengkritik pendapatnya. Mustafa Kemal mengusulkan pada Majelis Nasional proyek pembubaran khilafah yang dia sebut sebagai "bisul sejak Abad Pertengahan" untuk selamanya dan mendirikan negara Turki sekuler. Keputusan pun diambil tanpa perdebatan. Keputusan mencakup pembuangan Khalifah pada hari berikutnya ke Swiss. Maka obor khilafah pun padam, di tangan Mustafa Kemal.

Berita Pembubaran Khilafah ini memunculkan kegundahan di seluruh dunia Islam. Karena bagaimana pun selama ini Istambul merupakan lambang kekuatan politik bagi dunia Islam. Penyair Syauqi yang sebelumnya memuji Mustafa Kemal, meratap sedih atas peristiwa yang terjadi. Di Indonesia,.kelompok modernis, seperti al-Irsyad, Muhammadiyah, Persis, Sarekat Islam dan Kelompok tradisi yang nantinya mendirikan Nahdhatul Ulama bersepakat untuk menegakkan kembali khilafah. Mereka membentuk Komite Khilafah tanggal 4 Oktober 1924 di Surabaya dengan ketua Wondosudirdjo dari Sarekat Islam dan wakil ketua K.H. Abdul Wahab Hasbullah tokoh pendiri Nahdhatul Ulama sebagai utusan dalam kongres Khilafah di Mesir.

Mustafa Mengubur Peradaban Islam

Sementara itu di Turki, setelah sukses menjagal Khilafah, mulailah Mustafa Kemal mengubur peradaban Islam dari bumi Turki.

Tahun 1925 M/ 1344 H masjid-masjid ditutup dan pemerintah memberangus semua gerakan keagamaan dengan segala kebengisannya..

Tahun itu juga, Latife yang minta diperlakukan dan dihormati sebagaimana mestinya seorang istri, dengan kasar diceraikan oleh Mustafa Kemal dan diusirnya.

Setelah bercerai, Mustafa menjadi lelaki tak tahu malu dan tak mengenal batas. Ia menjadi peminum berat dan tak bisa lepas dari miras. Sejumlah lelaki muda tampan, istri, dan putri pendukungnyapun menjadi objek pemuas syahwat dan korban agresi vital nafsunya, sampai ia menderita penyakit kelamin.

Sementara itu, gemuruh kaum oposisi Turki mulai menderu. Gemuruh itu akhirnya meledak pada 1926, ketika suku Kurdi gunung melancarkan pemberontakan bersenjata melawan rezim Kemalis. Mustafa Kemal tak buang waktu. Seluruh suku Kurdistan di Turki dibinasakan dengan bengis, desa dibakar, ternak dan hasil panen dihancurkan, perempuan dan anak-anak diperkosa dan dibantai. 46 kepala suku Kurdi digantung di depan umum. Dan terakhir, mengeksekusi Syekh Said, pemimpin suku Kurdi.

Tahun 1926/ 1345 M Syariah Islam diganti dengan hukum sipil yang diadopsi dari hukum Swiss.

Tahun itu juga Penanggalan Hijriyah diganti dengan penanggalan masehi sehingga angka tahun 1345 H dihapus di seluruh Turki dan diganti dengan 1926 M.

Tahun 1928 M/ 1347 H Teks undang-undang menghapus Turki sebagai pemerintahan Islam. Teks sumpah yang diucapkan para pejabat pemerintah saat dilantik yang sebelumnya bersumpah dengan nama Allah diganti dengan hanya mengucapkan "Dengan kehormatan mereka, mereka akan menunaikan kewajiban."

Tanggal 1 November 1928 dibuat UU tentang pengambilan dan penerapan alfabet (Latin) serta pelarangan tulisan Arab.

Tahun 1929 M/ 1348 H. Pemerintah mulai mewajibkan secara paksa untuk menggunakan huruf-huruf latin dalam penulisan bahasa Turki sebagai ganti huruf Arab yang dipakai sebelumnya. Pengajaran bahasa Arab dan Persia dihapuskan dari seluruh fakultas. Buku-buku yang terlanjur dicetak dalam huruf Arab diekspor ke Mesir, Persia dan India. Pemerintah Turki ingin memutus hubungan Turki dengan masa lalu keislaman mereka, juga memutus hubungan Turki dengan kaum muslimin di seluruh negeri Arab dan negeri Islam lainnya.

Tahun 1931-1932 M/ 1350-1351 H pemerintah membatasi jumlah masjid. Mustafa Kemal terus mencerca masjid-masjid. Dia menutup masjid utama di Istambul dan mengubah Masjid Aya Shofia menjadi museum, sedang Masjid al-Fatih dijadikan gudang!

1933 M/ 1352 H Fakultas Syariah di Universitas Istambul ditutup. Pemerintah juga menghapus pendidikan agama di sekolah-sekolah khusus.

Mustafa Kemal meniupkan ruh nasionalisme ke tengah-tengah bangsa Turki dengan selalu mendengung-dengungkan. "Sesungguhnya Turki adalah pemilik peradaban yang paling tua di dunia. Sudah tiba saatnya kini untuk diambil kembali dan menggantikan peradaban Islam."

Tahun itu juga Mustafa Kemal melalui Majelis Nasional (National Assembly) kemudian menyandangkan gelar Ataturk pada dirinya, yang berarti Bapak orang-orang Turki.

Mustafa Kemal Ataturk memerintahkan penerjemahan al-Qur`an ke dalam bahasa Turki, sehingga kehilangan makna-maknanya dan cita rasa bahasanya. Puncaknya, dia memerintahkan agar adzan dilakukan dengan menggunakan bahasa Turki!

Tanggal 3 Desember 1934 dibuat UU tentang larangan memakai busana tradisional yang Islami.

Pemerintah memerintahkan kaum wanita untuk menanggalkan jilbab dan membiarkan mereka berkeliaran dimana-mana tanpa mengenakan jilbab. Pemerintah juga menghapuskan kepemimpinan kaum lelaki atas wanita dengan semboyan demi kebebasan dan kesetaraan jender. Pemerintah mendorong diselenggarakannya pesta-pesta tari dan drama-drama yang menggabungkan lelaki dan perempuan.

Tahun 1935 M Pemerintah Turki mengubah hari libur resmi Jumat menjadi hari Minggu yang dimulai Sabtu Zhuhur hingga Senin pagi.

Pengaruh Mustafa Kemal ke Dunia Islam

Langkah-langkah yang diambil Mustafa Kemal ini memiliki dampak yang luas di Mesir, Afghanistan, Iran, India dan Turkistan serta kawasan dunia Islam lainnya, termasuk Indonesia. Langkah-langkah ini memberi peluang bagi kalangan yang menyeru pada westernisasi dengan menjadikan Turki sebagai teladan utama saat menyatakan tentang kemajuan dan kebangkitan. Media-media yang orientasinya memusuhi Islam menyambut gembira apa yang dilakukan oleh Mustafa Kemal Ataturk. Media-media itu menyebarkan apa yang dikatakan oleh Ataturk dengan ungkapannya, "Turki baru, sama sekali tidak memiliki hubungan apa pun dengan agama." Atau, saat lain ia memegang al-Qur`an di tangannya dan dengan congkaknya menyatakan, "Sesungguhnya kemajuan bangsa-bangsa tidak mungkin dilakukan dengan menerapkan hukum-hukum dan kaidah-kaidah yang telah berlalu beberapa abad lamanya." Na'udzubillahi min dzalik!

Mustafa Kemal yang telah murtad ini selalu berkoar di mimbar-mimbar agar rakyat Turki meniru apa yang ada di Barat Salibis dan mengajak pada kebebasan yang berbau kekufuran bagi kalangan wanita Turki. Mustafa mengajak pada degradasi akhlak dengan anggapan bahwa minum minuman keras, judi dan perzinahan tak lain sebagai gambaran dari tingginya peradaban dan kemajuan.

Setelah menghukum mati teman-teman yang dulu seperjuangan dengannya, kini Mustafa Kemal jadi diktator absolut bagi Turki sekuler.

Kematian Mustafa Kemal

Tahun 1938 M, kesehatan Mustafa Kemal Ataturk memburuk, dan meninggal dunia pada tanggal 10 November 1938/ 1356 H dalam kondisi terkena penyakit pengerasan hati (cirrhosis) akibat kecanduan alkohol.

Demikianlah, akhir hayat seorang diktator sekuler liberal penjagal Khilafah. Mustafa Kemal Ataturk laknatullah alaihi.

Demikianlah, walau Mustafa Kemal Ataturk telah binasa, namun kader-kader dan pendukungnya di berbagai negeri, termasuk di Indonesia masih banyak. Sejarah tentang Mustafa Kemal Ataturk banyak yang disembunyikan dan diputarbalikan. Mustafa Kemal Ataturk ditulis sebagai seorang pahlawan, dan sebaliknya Khilafah yang ia jagal digambarkan dengan gambaran yang sangat kelam. Tugas kita semua meluruskan penyimpangan sejarah ini, agar anak cucu kita tak salah menilai siapa Mustafa Kemal Ataturk ini. Amin.

*) Oleh : Umar Abdullah, Penulis Naskah VCD Sejarah Daulah Khilafah Islamiyah, VCD Sejarah Pornografi, Erotisme dan Seks Bebas, dan buku Kapitalisme, The Satanic Ideology

Sumber Bacaan:

1. Bangkit dan Runtuhnya Khilafah Utsmaniyah. Ali Muhammad Ash-Shalabi. (ad-Daulah al-'Utsmaaniyyah 'awaamilut tahwidh wa asbaabus suquuth. Maktabah Al-Iman). Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2003.
2. Konspirasi Barat Meruntuhkan Khilafah Islam. Abdul Qadim Zallum. (Terjemahan How The Khilafah Destroyed. Khilafah Publication. London). Al-Izzah. Bangil. 2001.
3. Para Pengkhianat. Maryam Jameelah. (Terjemahan Traitrors of Islam in Islam and Modernism. www.khilafah.org). 2003. Pustaka Thariqul Izzah. Bogor. 2003.
4. Rahasia Kehidupan Seksual Para Diktator Besar. Nigel Cawthorne. (Terjemahan Sex Lives of The Great Dictators. Carlton Books. London). Penerbit Alas Publishing. Yogyakarta. 2007
5. Sejarah Para Khalifah. Hepi Andi Bastoni. Pustaka al-Kautsar. Jakarta. 2008.
6. www.wikipedia.org

Diambil dari web blog "Pondok 24"
http://www.oaseqalbu.net/modules.php?name=News&file=article&sid=782-sumber asal

Monday, November 1, 2010

motivasi pejuang...



Bismillahirrahmanirrahim.. Assalamu'alaikum wbt
Sebuah cerita motivasi buat seorang pejuang.. Moga ada kebaikannya..
ALLAHUGHOYATUNA!
Sebuah Dialog di Malam Hari, Buat Insan Bernama Da'
"Akhi, dulu ana merasa semangat saat-saat aktif dalam dakwah. Tapi, kebelakangan ini rasanya semakin terasa hambar. Ukhuwah makin kering-kontang, bahkan ana melihat ternyata banyak ikhwah pula yang aneh dan pelik!"�
Begitu keluh kesah seorang mad'u kepada murabbinya di suatu malam. Sang murabbi hanya terdiam, mencuba terus menggali semua kegelisahan dalam diri mad'unya.
"Lalu apa yang ingin anta lakukan setelah merasakan semua itu?".. Sahut sang murrabi setelah sesaat termenung seketika.
"Ana ingin berhenti saja, keluar dari tarbiyah ini. Ana kecewa dengan perilaku dan sikap beberapa ikhwah yang tidak Islami. Juga dengan organisasi dakwah yang ana geluti, kaku dan sering mematikan potensi anggota-anggotanya. Jika terus begini, lebih baik ana bersendiri saja."..� Ikhwah itu berkata.
Sang murabbi termenung kembali. Tidak kelihatan raut terkejut daripada wajahnya. Sorot matanya tetap kelihatan tenang, seakan jawapan itu memang sudah diketahuinya sejak awal.
"Akhi, bila satu kali anta naik sebuah kapal mengharungi lautan luas. Kapal itu ternyata sudah rosak.. Layarnya banyak berlubang, kayunya banyak yang reput, bahkan kabinnya penuh dengan sampah bauan kotoran akibat manusia. Lalu apa yang anta lakukan untuk tetap sampai pada tujuan?"� Tanya seorang murabbi dengan kiasan yang mendalam maknanya.
Sang mad'u terdiam berfikir. Tak kuasa hatinya mendapat umpan balik sedemikian tajam dengan kiasan yang amat tepat.
"Apakah anta memilih untuk terjun ke laut dan berenang sampai tujuan?"� Sang murabbi mencuba memberi jawapan kepadanya.
"Bila anta terjun ke laut, sesaat anta akan merasa senang. Bebas dari bau kotoran manusia, merasakan kesegaran air laut, atau bebas bermain dengan lumba-lumba. Tapi itu hanya sesaat. Berapa kekuatan anta untuk berenang sampai tujuan? Bagaimana bila ribut datang? Dari mana anta mendapat makan dan minum? Bila malam datang bagaimana anta mengatasi hawa dingin?"�
Serentetan pertanyaan dihamparkan di hadapan sang ikhwah tersebut. Tidak semena-mena, sang ikhwah menangis tersedu-sedu. Tak kuasa hatinya menahan kegundahan sedemikian. Kekecewaannya kekadang memuncak, namun sang murabbi yang dihormatinya justeru tidak memberi jalan keluar yang sesuai dengan keinginannya.
"Akhi, apakah anta masih merasa bahawa jalan dakwah adalah jalan yang paling utama menuju redhaALLAH SWT?"�
Pertanyaan yang menghujam jiwa sang ikhwah. Ia hanya mengangguk.
"Bagaimana bila ternyata kereta yang anta bawa dalam menempuh jalan itu ternyata rosak dan bermasalah?Anta akan berjalan kaki meninggalkan kereta itu tersadai di tepi jalan atau mencuba memperbaikinya?"�Tanya sang murabbi lagi.

Sang ikhwah tetap terdiam dalam esakan tangis perlahannya. Tiba-tiba ia mengangkat tangannya.
"Cukup akhi, cukup. Ana sedar. Maafkan ana, InsyaALLAH ana akan tetap istiqamah. Ana berdakwah bukan untuk mendapat pingat kehormatan atau agar setiap kata-kata ana diperhatikan. Atau ana mendapat nama di sisi manusia. Biarlah yang lain dengan urusan peribadi masing-masing. Biarlah ana tetap berjalan dalam dakwah dan hanya Allah swt sahaja yang akan membahagiakan ana kelak dengan janji-janji- NYA. Biarlah segala kepedihan yang ana rasakan jadi pelebur dosa-dosa ana."
Sang mad'u berazam di hadapan sang murabbi yang semakin dihormatinya. Sang murabbi tersenyum.
"Akhi, jama'ah ini adalah jama'ah manusia. Mereka adalah kumpulan insan yang punya banyak kelemahan dan kekurangan. Tapi di sebalik kelemahan itu, masih amat banyak kebaikan yang mereka miliki. Mereka adalah peribadi-peribadi yang menyambut seruan Allah untuk berdakwah. Dengan begitu mereka sedang berproses menjadi manusia terbaik pilihan ALLAH SWT."
"Bila ada satu dua kelemahan dan kesalahan mereka, janganlah hal itu meresahkan perasaan anta. Sebagaimana ALLAH SWT menghapus dosa manusia dengan amal baik mereka, hapuslah kesalahan mereka di mata anta dengan kebaikan-kebaikan mereka terhadap dakwah selama ini. Kerana di mata ALLAH SWT, belum tentu antum lebih baik dari mereka."
"Futur, mundur lemah atau bahkan berpaling menjadi lawan bukanlah jalan yang masuk akal. Apabila setiap ketidak kesepakatan selalu diselesaikan dengan jalan itu; maka apakah dakwah ini dapat berjalan dengan baik?"� Sambungnya panjang lebar.
"Kita bukan sekadar pemerhati yang hanya berkomentar. Atau hanya pandai menuding-nuding jari kerana sesuatu kesalahan. Kalau hanya itu, orang kafir pun boleh melakukannya. Tapi kita adalah dai'e. Kita adalah khalifah. Kitalah yang diberi amanat oleh Allah swt untuk menyelesaikan masalah-masalah di muka bumi. Bukan hanya membongkarnya, yang menjadikan ia semakin meruncing dan membarah."

Sang mad'u termenung sampai merenungi setiap kalimat murabbinya. Azamnya kembali menguat. Namun ada satu hal yang tetap bergelayut di hatinya.
"Tapi bagaimana ana boleh memperbaiki organisasi dakwah dengan kemampuan ana yang lemah ini?"�
Sebuah pertanyaan konstruktif akhirnya muncul juga.
"Siapa kata kemampuan anta lemah? Apakah Allah swt menjadikan begitu kepada anta? Semua manusia punya potensi yang berbeza. Namun tak ada yang mampu melihat bahawa yang satu lebih baik dari yang lain!"� Sahut sang murabbi.
"Bekerjalah dengan ikhlas. Berilah kerjasama dalam kebenaran, kesabaran dan kasih sayang pada semua ikhwah yang terlibat dalam organisasi itu kerana peringatan selalu berguna bagi orang yang beriman. Bila ada sebuah isu atau fitnah, tutuplah telinga anta dan bertaubatlah. Singkirkan segala prasangka anta terhadap saudara anta sendiri."�
Malam itu sang mad'u menyedari kesalahannya. Ia bertekad untuk tetap hidup bersama jama'ah untuk tetap mengharungi jalan dakwah dan tarbiyah.
Kembalikan semangat itu saudaraku, jangan biarkan putus asa itu hilang, ditelan gersangnya debu yang menerpa.
Biarlah itu semua menjadi saksi sampai kita diberi dua kebaikan oleh ALLAH SWT.
Kemenangan atau Mati Syahid !
InsyaAllah

minal facebook

Wednesday, October 27, 2010

10 WASIAT HASSAN AL-BANNA
Dengan Nama Allah Yang Maha Pemurah Lagi Maha Penyayang.

1)Wahai kawanku,
Segeralah tunaikan solat di awal waktu. Dikala mendengar azan.Usahakanlah semampu terdaya. Ini membuktikan kesungguhan anda. Di situ ada sumber kejayaan
Di situ ada sumber pertolongan. Di situ ada sumber taufiq. Perhatikanlah banyak perintah ayat al-Quran. ...dimulakan dengan menyebut solat di awalnya.Perhatikanlah Tuhan mensyariatkan solat... Juga di medan perang. Walaupun... Di saat genting dan cemas.

2)Wahai kawanku,
Bacalah al-Quran dan cuba memerhati mesejnya. Selalulah berzikir dan cari ilmu walaupun sedikit. Kurangilah dengan masa yang tidak bertujuan. Sesungguhnya al-Quran adalah sumber asli lautan ilmu. Sumber hidayah kepada anda dan saya.Bacalah al-Quran, kelak ia memberi syafaat. Sentiasalah membaca, menghafal dan... Cuba hayati mesej arahannya. Selalu berzikir, berzikir dan terus berzikir!!! Di sini ada ketenteraman
Di sini ada kedamaian. Di sini ada kesalaman Jadilah hamba yang sejahtera.

3)Wahai kawanku,
Dorongkanlah diri untuk menguasai Bahasa al-Quran Mulakan dulu walaupun sepatah perkataan Sebenarnya anda telah lama bermula Iaitu sejak anda solat setiap hari
Sebut dulu walaupun tak faham. Antara mala petaka pertama menimpa umat kita...
Ialah kecuaian menguasai bahasa agamanya. Juga mengutamakan bahasa pasar, Ayuh !!! Apa tunggu lagi?????? Bukalah ruang walaupun seminit !!!

4)Wahai kawanku,
Usahlah bertarung idea tanpa adabnya!!! Berdebatlah jika kiranya berbuahkan kebaikan Awasilah pertengkaran Kerana di sana ada unsur lain membisikkan?
Syaitannnn namanya !!!

5)Wahai kawanku,
Senyumlah selalu tapi bersederhanalah dalam ketawa !!! Rasulullah s.a.w adalah
yang paling banyak senyum Beliau ketawa kena pada tempatnya Tapi berpada-pada sahaja, wahai kawan ! Plato juga berharap agar pementasan hiburan... Yang tidak bermutu terlalu banyak ketawa bodoh Hanyalah disaksikan oleh golongan abdi
Dan orang upahan asing! Begitu juga Aristotle berpendapat Supaya golongan belia ditegah daripada menyaksikan hiburan-hiburan yang membolehkan perbuatan ketawa berlebih-lebihan. supaya tidak menular. Keburukan dalam diri!!!

6)Wahai kawanku,
Seriuslah selalu dan berguraulah berpatutan Tanpa serius, hilanglah
kesungguhan !!! Tanpa bergurau, tawarlah kehidupan Kata seorang penyair :
Berikan kerehatan pada jiwamu Yang sibuk dengan berfikir Ubati dengan bergurau
Tapi, Kalau mengubatinya dengan bergurau Mestilah dalam batas Seperti kau masukkan garam ke dalam gulai.

7)Wahai kawanku,
Kawallah nada suaramu Setakat yang diperlukan oleh pendengar di depanmu Janganlah jadi seperti orang bodoh. Bahkan menyakit hati orang lain pula!!!
Luqman El-Hakim juga mencela orang yang tidak pandai menjaga nada suara pada tempatnya. Itulah katanya suara keldai!!! Surah al-Isra' memberi tip kepada kita...
Jangan keraskan suramu dalam solat Tapi jangan pula merendahkannya
Carilah jalan tengah di antara keduanya.

8)Wahai kawanku,
Usahlah umpat mengumpat Usahlah merendah-rendahkan pertubuhan lain
Bercakaplah jika ada unsur kebajikan Ayuh!!! Hindarilah...mengumpat! Tidak sekali mencabuli jemaah-jemaah lain!!! Perkatakanlah kebaikan demi kebajikan bersama.
Sukakah anda memakan daging pasti anda suka!! Tapi sukakah anda memakan daging kawan anda yang telah mati?? Sekali-kali tidak!!! Begitulah dosa orang yang mengumpat. Bertaubatlah jika anda mengumpat Tapi mesti minta ampun terhadap orang umpatanmu bersama!!! Boleh mengumpat...apabila ada tujuan syarie.
-untuk menuntut keadilan apabila dizalimi
-untuk menghapuskan kemungkaran
-kerana memberi amaran kepada Muslim tentang kejahatan
-kerana mengisytiharkan kefasikan dan kejahatan.

9)Wahai kawanku,
Luaskanlah interaksimu dengan umat manusia Sekalipun mereka tidak diminta berbuat demikian!!! Salam kasih sayang adalah untuk semua Salam kemesraan adalah untuk sejagat. Hulurkanlah, hulurkanlah salam perkenalan...! Lihatlah pensyariatan ibadah haji. Pelbagai bangsa datang berkunjung!!! Pelbagai lapisan datang berkunjung!!!
Pelbagai darjat datang berkunjung!!! Sama-sama menjunjung obor suci
Tidak mengenali tapi tak sepi.

10)Wahai kawanku,
Maksimumkanlah faedah waktu anda dan Tolonglah orang lain supaya manfaatkan masa. Hadkanlah masa penunaiannya. Biasakan hidup berjadual di hadapan.
Bijaksanakanlah menggunakan waktu anda! Bersegeralah, kerana... Sabda Nabi s.a.w bermaksud : "Bertindak segeralah melakukan amal..." (Diulang 7 kali..)
Sayanglah masa saudaramu!!! Hormatilah waktu mereka!!!
Usahlah berbicara meleret-leret... Tanpa haluan dan noktahnya.

http://mujib1.tripod.com

Tuesday, October 26, 2010



Duhai para Pejuang,
Pejuangan kita adalah perjuangan yang panjang,
kita adalah anak rantai perjuangan,
penyambung amanah Nabi, junjungan mulia,
pewaris penegak kalimah Islam didunia,
kita sebenarnya bukanlah sesiapa,
kita dengan yang lain adalah sama,
cuma ajaran Islamlah yang menjadi pembezanya,
namun dalam ranjau onak dan nikmat perjuangan yang kita temui,
jangan lupa akan satu nama,

"UJIAN",
ujian tentangan sudahlah pasti,
tentangan manusia bakal bertubi-tubi,
pandangan setiap sudutnya pada kita,
membuat hati terasa aneh,
tidak mengapa kalau yang memandang itu tidak sealiran,
tidak satu pegangan,
tetapi yang peliknya,
mereka adalah seaqidah dengan kita,
namun berbekalkan keteguhan hati,
semuanya berjaya ditempuhi,
Namun,
Pejuang,
itu sekadar ujian luaran,
belum lagi ujian dalaman,

"hati"
Duhai hati susahnya untuk dikawal,
pandai berlari-lari dibuai arus,
sukarnya meneguhkannya dilandasan keikhlasan,
risau kelak bakal dibuang,
dari tapisan para pejuang.
itu perkara yang paling menakutkan,
Duhai Tuhan dengarlah doa kami para pejuang mu...



"Ya ALLAH..."

Penuhkanlah hati ini dengan cahaya RabbaniMu

yang tidak kunkung malap,

Lapangkanlah hati-hati ini dengan

limpahan iman dan keyakinan

dan keindahan tawakkal kepadaMU,

Hidup suburkanlah hati-hati ini dengan

ma’rifat (pengetahuan sebenar) tentangMU,

Jika Engkau mentakdirkan mati,

maka matikanlah pemilik hati-hati ini

sebagai para syuhada dalam perjuangan agamaMU,

Engkaulah sebaik-baik sandaran

dan sebaik-baik penolong,

YA ALLAH,

Perkenankanlah permintaan ini…

- petikan doa rabitah

Sunday, October 24, 2010



Kekadang terfikir,
berada dimana kah aku,
adakah di lurah lorong-lorang yang benar?
ataukah sesat didalam cahaya...

Hidup ini terlalu mudah untuk tersasar,
Kadang terlupa asal kejadian,
kadang mengeluh tak tentu pasal,
Bersyukur kah atas nikmat Tuhan??
ataukah sekadar bibir yang berkata-kata,

yakinkah dengan janji Tuhan,
atau sekadar percaya yang belum mencukupi,
kadang terfikir sendiri,
lemahnya diri dipilih menjadi da'ie,
kesyukuran juga sering menjengah,
cuma...
Harapanku,
satu masa,
Aku mampu memperbaiki diri...

Friday, October 15, 2010

"Ketahuilah wahai kaum muda, bahawa kelompok orang-orang yang beriman yang bermarkas di Dar al-arqam dan yang dengan tangan mereka terwujud kemenangan Islam, adalah para pemuda. Rasulullah SAW ketika diutus berusia 40 tahun;Abu Bakar r.a lebih muda tiga tahun daripada beliau ; Umar r.a dua puluh tujuh tahun; Othman lebih muda daripada Rasulullah SAW dan Ali lebih muda daripada semuanya. begitu pula Abdullah Bin Mas'ud, Abdurrahman bin 'Auf , Al-Arqam Bin Abu Al-Arqam, Said Bin Zaid, Mus'ab bin Umair, Bilal Bin Rabbah, Ammar Bin Yassir, dan berpuluh dari lainnya bahkan beratus-ratus semua mereka para pemuda.



para pemuda itulah yang memikul beban dakwah,mereka itulah dengan penuh kessabaran yaang pernag mengalami siksaan dan mahu berkornan demi dakwah. Mereka bekerja siang dan malamm nereka sebar dan mewujudkan Islam itudengan segala kekuatan demi terbentuknya negara dan kekuasaan Islam, pemerintahan dan kepimpinan kaum muslimin itu. mereka menundukkan dua kerajaan besar Parsi dan Romawi pemerintahan. Kekesuaan mereka membentang sampai ke negeri Sind di timur dam di negeri caspia, Armenia dan Rusia di utara dan masuk pula ke dalam pemerintahan Syam (syria), Mesir, Cynaica ( di
(di Libya), Tripoli dan di daerah-daerah Afrika lainnya. itu semua terjadi hanya dalam tempoh waktu 35 tahun. dan pada masa bani Umaiyah , kerajaan dan kekuasaan mereka meluas dan membentang hingga ke negeri Sind (di Pakistan)negeri India di negeri Turkistan.

Wednesday, October 13, 2010

I AM.....




I AM


I am a hard working teacher who loves to laugh
I wonder how my students will do this year
I hear their brains clicking
I see the light in their eyes
I want them to want to succeed
I am a hard working teacher who loves to laugh

I pretend I am always in control
I feel like I’m swimming in quicksand sometimes
I touch the hearts and minds of others
I worry that I am not good enough
I cry when one of my family is in pain
II am a hard working teacher who loves to laugh

I understand I cannot save everyone ignorance and apathy
I say I still need to try
I dream of being the best teacher I can be
I try to make my classes interesting
I hope I never stop caring
I am a hard working teacher who loves to laugh

--Art Belliveau

Tuesday, October 5, 2010

zainab Al-Ghazali.

Contoh seorang Muslimah Abad 20
ZAINAB AL GHAZALI AL ZUBAILI

Zainab Al Ghazali Al-Zubaili nama sepenuhnya. la dilahirkan disekitar tahun 1917, di awal abad dua puluh ini, 65 tahun usianya ketika ini.Mula ditahan dalam tahun 1965, ketika itu usianya sekitar 44 tahun. Akibat dari penyeksaan yang dahsyat yang ditanggungnya dalam tahanan ketika diambil statement oleh pendakwa, mereka menyangka umurnya lebih 90tahun, pada hal umurnya ketika itu 44 tahun — menunjukkan betapaberatnya seksaan yang dilakukan oleh rejim Jamal Abdel Nasser.Zainab Al-Ghazali mengasaskan penubuhan "Jamaah Saidatina Muslimah". Satu gerakan wanita yang selari dengan Ikhwan Muslimin yangmempunyai method cara dan matlamat yang sama dengan Ikhwan Muslimin. Meski pun beliau dipilih menjadi ketua pertama Jamaah itu,namum beliau telah berbai'ah dengan Mursyidul Ikhwan Muslimin,Hassan Al-Banna, pada penghujung abad 14 hijrah beliau ditugaskan memimpin Jemaah Saidatina Muslimah.Tujuan jamaah ini ialah untuk memimpin wanita Islam dan menyedarkan mereka serta mengangkat darjat mereka untuk menyebarkan panji-panji Islam, agar memahami Islam, agar wanita-wanita Islam dapatmenjalankan peranan wanita dengan mengikut contoh wanita salafus soleh.Dengan itu mereka berkeyakinan umat Islam akan dapat dibangunkan semula dan negara Islam akan dapat ditegakkan dengan lelaki yang dididik oleh wanita yang bernaung di bawah Al-Quran dan As-Sunnah. la berjuang meletakkan wanita sebagai ibu yang dapat mendidik rijal (pejuang) untuk membangunkan Islam.Ketika itu proses pembaratan sedang hebat berlaku di Mesir.Kemasukkan sosial budaya barat sedang berlaku dan terus melanda budaya umat Islam — pakaian , tingkah laku dan pemikiran mereka sedang hanyut dalam budaya Barat yang menunju ke arah kehancuran. Inilah diabelenggu sekularisma. Zainab Al-Ghazali berjuang membebaskan belenggu sekularisma ini.Beliau sangat yakin bahawa masa depan umat ini bergantung kepada peranan ibu-ibu, oleh kerana itu gerakan beliau ini antaranya untuk memberi pimpinan yang wajar pimpinan Islam kepada wanita Islam. Untuk melahirkan rijal, tenaga lelaki yang bersedia menjualkan dirinya untuk Islam.Tanggungjawab umat hari ini, sangat berat iaitu membebaskan diri dari kongkongan dan cengkaman sekularisma yang meuguasai negara mereka, membebaskan diri mereka daripada jahiliyah yang sedang mengongkong hati dan pemikiran mereka. Tanggungjawab ini sangat berat.Sekularisma bukan sahaja wujud sebagai teori semata-mata bahkan ia wujud sebagai institusi yang mengikat teguh sesamanya.Beliau berkeyakinan bahawa Daulah Islam akan tetap ditegakkan kembali dengan izin Allah S.W.T dengan syarat melalui satu jalan iaitu JALAN ISLAM. Negara Islam tidak dapat ditegakkan dengan lain-lain jalan kecuali JALAN ISLAM. Menurut beliau lagi, cara utama untuk kembali kepada JALAN UTAMA ini ialah Revolusi Pemikiran (Thaurah Fikriyah) —satu revolusi yang dapat mengubah pemikiran Jahiliyah kepada pemikiran Islam, berdasarkan 'aqidah Islam. Ini memerlukan Tarbiyah — pendidikan amali untuk membentuk sikap, tindakan-tindakan dan tingkah laku serta pemikiran Muslim dan Muslimah menjadi pemikiran Islam.Beliau menyebutkan ini sebagai langkah awal dalam pembentukkan Daulah Islam. Beliau fahami ini daripada Al-Quran tentang sunnah perubahan. Sebagaimana firman Allah S.W.T. yang maksudnya, "Sesunguhnya Allah tidak akan mengubah sesuatu kaum itu kecuali mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka."Bahawa perubahan itu tidak akan berlaku kecuali adanya perubahan diri itu…..yang difokuskan kepada jiwa dan hati manusia. Ini merupakansatu macam ketentuan - sunnatul llah dalam mengatur perubahan sejarah.Bahawa perubahan diri ini bermula dengan perubahan pemikiran, peribadidan tingkah laku diri manusia. Inilah fahaman beliau yang mendalam tentang Islam. Beliau menganjurkan untuk menuju kepada Daulah Islam,hendaklah mengadakan revolusi pemikiran perubahan yang pantas seperti sikap para sahabat.Beliau memetik kata-kata Syed Qutb dalam memperkatakan Jilun -Quraanun - Fariid, satu generasi Quran Yang Unik, bila mereka memeluk Islam, mereka sekali gus meningggalkan ciri-ciri Jahiliyah secaramenyeluruh. Perubahan atau Revolusi yang pantas dan cergas ini dilakukan dan seluruh pandangan mereka tentang nilai-nilai hidup dilihat mengikut neraca Islam, bukan neraca dunia atau Jahiliyah.Beliau memahami bahawa langkah-langkah yang dijalankan oleh Rasulullah S.A.W. dalam dakwah baginda. Langkah pertama dalam membuat perubahan ialah melalui Tarbiyah atau pendidikan keatas para sahabat, mereka dididik oleh Rasulullah S.A.W. bukan pada teori bahkan pada diri dan tingkah laku mereka. Tarbiyah ini meliputi Tarbiyah Rohanidan Jasmani. Tarbiyah yang menekankan kepada pembentukkan Iman yang mendalam, sehingga tercerna dan lahir dalam tingkah laku mereka,sehingga Al-Quran tercerna dan tercetak pada diri dan tubuh badan mereka. Sehingga segala tindakan mereka adalah Islam — di lihat sahaja pada diri salah seorang dari mereka sudah ternampak akan Islam,ternampak akan Daulah Islam pada diri mereka, dan seterusnya hidupnya adalah Islam. Al Quran dan Sunnah Rasulullah S.A.W. yang mendidik jiwa mereka melahirkan manusia misali yang unggul dalam sejarah peradaban manusia. Demikianlah natijah hasil dari didikan Iman, yang jelas pada sifah para sahabat. Lihatiah!! Seorang pemuda yang kacak dan anak tunggal dari keluarga hartawan, Mus'ab 'Umair namanya- ia yakin dengan ajaran Muhammad S.A.W. dan terus memeluk Islam sebagai agamanya, sehingga akhir hayatnya. Setelah ibunya mengetahui bahawa Mus'ab mengikut ajaran Muhammad S.A.W, maka ia mengugut tidak akan memberi harta warisan kepada Mus'ab, seandainya ia tidak mahu kembali kepada agama nenek moyangnya. Mus'ab sudah bulat keimanannya, demikianlah hasil didikan Rasulullah S.A.W. terhadapnya ia terus beriman dengan ajaran Muhammad S.A.W. "Aku memilih ajaran Muhammad dari memilih harta kekayaan".

Ibunya pula terus bersumpah,ia tidak mahu makan sehingga Mus'ab kembali kepada agama asalnya.Sebaliknya Mus'ab pula bersumpah "Seandainya ibuku mempunyai 100nyawa, dan keluar satu demi satu dari tubuhnya aku tetap dengan ajaran Muhammad SAW, aku tetap dengan kalimah LAILAHA ILLALLAH,namun aku tingalkan Islam, sekali-kali tidak". Inilah kesan yang terus menerus dari Tarbiyah, Mus'ab ketika syahid di medan Jihad, tatkala kain yang ada padanya untuk ditutupkan ke atas tubuhnya tutup kepalanya,terdedah kakinya, tutup kakinya terdedah kepalanya. Akhirnya Rasulullah S.A.W. memerintahkan bahagian kepalanya ditutup dengan kainnya dan bahagian kakinya ditutup dengan daun kayu. Demikianlah Mus'ab sanggup meninggalkan kesenangan dan kekayaan, dan rela mengorbankan dan menjual dirinya kepada Islam… semoga syurga firdaus ganjaranya. Pengorbanan demikian tidak sanggup dilakukan oleh manusia kecuali mereka yang dididik dengan Iman. Inilah sebagai satu syarat yang diwujudkan oleh Zainab Al-Ghazali, agar Negara Islam dapat dikembalikan.Semasa beliau memimpin Jamaah Saidatina Muslimah, beliau telah dapat membawa masuk ramai wanita-wanita Islam di Mesir dan mereka telah dibentuk dan dididik mengikut model Tarbiyah Madrasah Rasulullah S.A.W. Di antara mereka yang rapat hubungan dengan Zainab Al-Gahazal iialah dua saudara Syed Qutb, Aminah Qutb dan Hamidah Qutb,; Halidah Hassan Al-Hudaibi, Al-Hayah Sulaiman Al-Zubair, Fatiraah A!-Fath,Aminah Al-Jauhati. Al-Waliyah Al-Hudaibi dan Al-Afdah. Mereka inilah yang beliau sifatkan sebahagian dari mereka sebagai sebahagian anak-anaknya,sebahagian dari mereka sebagai adik-adiknya, sebahagian dari mereka sebagai kakak-kakaknya, dan sebahagian dari mereka sebagai ibuibunya.Kerana di antara mereka ada yang berumur 85 tahun, Ummi Ahmad namanya, ia telah di tangkap oleh rejim Jamal Nasser ketika ia berusia 85 tahun, ketika Zainab mendengar berita itu, ia memperkatakan bahwa ini adalah pertanda baik bagi Islam. Musuh-musuh Islam telah gentarkepada wanita Islam yang telah tua lagi uzur. Ini menunjukkan hasrat danminat terhadap Islam terlalu tinggi. Musuh-musuh Islam telah gentar,mereka tidak dapat membezakan antara yang bertenaga dan tidak bertenaga, antara wanita dan lelaki, antara tua dan muda, semuanya sama sebagai musuh mereka.Setelah Mursyidul 'Am Hassan Al-Banna syahid dimamah peluru durjana yang tidak mengenal insan beriman atau tidak, Zainab Al-Ghazali terus berbai'ah kepada Hassan Al-Hudhaibi, Mursyidul 'Am penganti Hassan Al-Banna. Ia terus mengadakan pertemuan dan perbincangan dengan pimpinan Ikhwan Muslimin. la mendengar pandangan mereka dan mengambil pengajaran daripada mereka.Beliau bersuami, suaminya seorang yang dihormati, seorang 'Ulama yang berilmu tinggi dan sangat kuat memberikan dorongan kepada isterinya untuk meneruskan da'wah ditengah-tengah masyarakat manusiadi Mesir. Zainab Al-Ghazali menceritakan ketika penyeksaan yang dihadapinya di penjara sampai kemuncaknya, mereka telah mengunakan berbagai cara bagi melemahkan jiwa dan rohnya menyebabkan ia terpaksa dibawa ke hospital. Regim Jamal Abdel Nasser memaksa suaminya menceraikannya dan membawa surat cerai itu ke dalam bilik kurungan dihospital, di mana Zainab sedang dirawat. Ketika saudara-saudaranya melawatinya mereka menceritakan ketika suaminya dipaksa menceraikan Zainab Al-Ghazali, ia bersumpah "sekali-kali tidak, aku menceraikan isteriku".

Demikianlah keteguhan, kesetiaan dan pengorbanan suaminya,sehingga ia kembali menemui Tuhannya ketika Zainab Al-Ghazali masihdalam Tahanan.Kisah tahanan ke atas Zainab Al-Ghazali adalah sangat mengkagumkan, kerana seorang wanita telah dapat menanggungpenyeksaan yang lebih berat dari penyeksaan ke atas lelaki. Beliaumenyebutkan, sebelum ia ditahan, Jamal Nasser memerintahkan Jamaah Saidatina Muslimah dibubarkan dengan menghantar notis melalui mahkamah, dan akan menarik notis pembubaran itu dengan syarat ZainabAl-Ghazali mestilah berkerjasama dengan Parti Istrokiyah. Zainab Al-Ghazali menolak, kemudian ia ditawarkan menjadi Menteri Kebajikan Masyarakat, beliau menjawab: "Dalam perjuangan ku tidak bercadang untuk menjadi menteri aku hanya mahu berdakwah" Jamal Nasser telahputus asa memujuk Zainab Al-Ghazali untuk masuk Parti Istrokiyah, JamalAbdel Nasser memerintahkan untuk menangkap Zainab Al-Ghazali. Sewaktu beliau dibawa keluar dari rumahnya satu pembunuhan telah dirancangkan……sebuah kereta merempuh kereta yang membawa Zainab Al-Ghazali. Setelah rancangan awal ini gagal, akhirnya Zainab ditahan….. setelah di tangkap semula, setelah di bebaskan pada tahun 1964.Zainab Al-Ghazali terus dibawa ke penjara dengan sebuah kereta,dalam perjalanan itu dimaki hamun yang tidak dapat diterima oleh akal dan tidak dapat digambarkan oleh fikiran. Setelah sampai ke penjara ia diseret ke bilik kurungan dengan kata-kata yang kesat, yang tidak wajardihadapkan kepada binatang, apatah lagi kepada manusia. Mereka mengugut untuk membunuhnya seperti mana yang mereka lakukan kepada berpuluh-puluh anggota Ikhwan Muslimin, mereka mengugut untuk menanam hidup-hidup seperti mana yang mereka lakukan kepada berpuluh-puluh orang yang sealiran dengan Zainab Al-Ghazali. Dengankata-kata yang kasar, ia diheret kehilik kurungan oleh seorang lelaki yang bertubuh besar seperti syaitan hitam. Zainab Al-Ghazali mengesahkan saya berdoa dalam hati saya. "Ya Allah, kurniakanlah ke atas ku ketenangan, dan tetapkanlah pendirian ku bersama-sama pendukung-pendukung kebenaran, dan tabahkanlah hati ku dengan mengingati Engkau, dan kurniakanlah akan daku keredhaan dengan perkara yang Engkau redhai".Itulah yang dapat saya katakan. Kemudian saya terus dimasukkan kedalam bilik kurungan. Dalam bilik kurungan itu ada dua orang lelaki(syaitan) yang sedang duduk di atas meja membelik-belik buku catitan,yang saya tahu itu adalah buku catitan Syahid Abdul Fatah Ismail. Tahulah saya bahawa Abdul Fatah juga ditangkap ketika itu.Di waktu itu saya mendengar azan 'Asar ... saya bersyukur keranaALlah SWT telah menyelamatkan saya dari "keganasan syaitan". Saya dapatmenunaikan sembahyang, dan tiba-tiba datang lagi syaitan durjana, dengansikap yang kasar dan keras memerintahkan saya ke sel kurungan. Sayadiheret ke sel kurungan dan penyeksaan pun bermula. Semasa saya diheretke sel kurungan, saya melihat dalam sel penjara itu tubuh-tubuh manusiayang diseksa, tahulah saya bahawa mereka dari keluarga IkhwanMuslimin. Mereka sedang diseksa dan dipukul, memenuhi sel-sel penjaraitu. Mereka adalah pemuda-pemuda yang saya sifatkan sebagai anak-anaksaya, pemuda yang pernah dan sering datang meminta pengajaran dannasihat dari saya. Saya berdoa "Ya Allah tetapkanlah pendirian kami, YaAllah peliharalah kami daripada kejahatan orang-orang yang jahat."Saya dimasukkan ke dalam sel kurungan, kuasa letrik dinyalakandengan kuat, sebagai satu bentuk penyeksaan. Bi l ik itu dipenuhi anjinganjing,anjing-anjing yang saya tidak tahu herapa banyak bilangannya.Anjing-anjing itu dilepaskan kepada saya... saya memejamkan mata danmeletakkan dua tangan saya ke dada saya, kerana saya gerun melihatanjing-anjing ganas lagi lapar itu. Saya dengar pintu ditutup dengan rantaidan dikunci. Saya merasai seluruh tubuh saya dikerumuni dan digigit olehanjing itu. Saya membuka mata dan kemudian memejamkan mata saya,kerana penyeksaan yang amat sangat. Ketika itu saya berdoa kepada AllahS.W.T dalam hati saya... dan anjing-anjing itu terus menggigit danmenggigit, merobak-rabikkan dan memanjat-manjat seluruh tubuh saya —itulah yang saya rasai. Saya berdoa "Ya Allah!!! tetapkanlah hati ini danpalingkanlah hati dari yang lain Ya Allah, agar hati ini melupakanpenyeksaan ini. Ya Allah!!"Kemudian saya dengar pintu dibuka orang, dan saya dibawa keluar.Saya menyangka pakaian saya yang putih bersih ini berlumuran darah...itulah yang saya rasai dan sangkakan. Alangkah terkejutnya saya, tiada apaapa kesan, seolah-olah tiada apa-apa yang berlaku. Saya tahu bahawa AllahS.W.T bersama-sama dengan saya…Maha suci Engkaulah Wahai Tuhan ku.Beliau mengeluh dan merasai ni'mat kurniaan Allah yang tinggi sertakemurahan Allah S.W.T kepadanya dan pemeliharaan Allah kepadanya.Zainab Al Ghazali menceritakan; syaitan yang memegang tangansaya bertanya kepada saya: Bagaimana anjing-anjing itu tidak merubak rabikkan daging engkau. Bagaimana anjing itu tidak menggigit engkau!!!Ada dua orang syaitan ketika itu, masing-masing memegang belantan ditangan mereka.Waktu itu hari hampir 'Isyak…kerana bayang-bayang dari luarkelihatan kemerah-merahan. Saya dibiarkan bersama anjing-anjing ituselama tiga jam. Inilah satu bentuk penyeksaan yang saya rasai…sayaberserah bulat kepada Allah S.W.T kerana lebih berkuasa dari segala-galanya.Kemudian peningkatan penyeksaan pun diteruskan.

Satu ketika saya direndam dalam air sejuk, pada hal ketika itu musim sejuk...dilepaskan pula udara sejuk.Beliau menyatakan, satu ketika ia melihat surat arahan tulisan tanganJamal Abdel Nasser (la'natullah 'alaih) kepada pegawai penjara yangmemerintahkan supaya Zainab Al-Ghazali diseksa lebih dari seksaanterhadap lelaki.Demikianlah! segala macam penyeksaan mereka lakukan. Bermuladengan gigitan anjing-anjing, ke dalam sel yang berisi air dan udara sejuk...dan macam-macam lagi penyeksaan... dengan segala sepak terajang danpukulan-pukulan cota…menyebabkan Zainab Al-Ghazali terpaksa dirawatdi hospital beberapa kali.Beliau mengesahkan, satu hari pengawal penjara yang ditugaskanuntuk memukulnya, tidak mahu memukulnya. Ia berkata "Duhai Makcikku (Ya Khali), tidak sanggup saya memukulmu, tidak ada sebab mengapaharus saya memukul mu, Ya Khali". Rupa-rupanya ketika itu, ketua penjaramengintai perbualan mereka, ia menyeret keluar dan memaki hamun pemuda itu. Pada esok harinya, ketua penjara memberitahu kepada ZainabAl-Ghazali, pemuda itu ditembak mati.Pegawai penyeksa-penyeksa di penjara terkejut kehairanan bagaimanakah keseksaan yang amat berat itu sanggup ditanggung oleh wanita...yang lebih berat penyeksaan yang ditanggung oleh lelaki... dan tidak sanggup ditanggung oleh sebarangan lelaki. Iman seorang wanita yang kebal dan kental, lebih kuat dari bubur — Muhathah. Mereka amat takjub dan mereka mengatakan, ini adalah suatu perkara yang luar biasa. Salahseorang dari mereka datang berjumpa dengan Zainab Al-Ghazali. Iabertaubat dan meminta Zainab untuk mengajarnya Islam dan bagaimanakah hendak mendirikan Solat. Ini menunjukkan bahawa mereka bukan sahaja dilatih keganasan fizikalnya, malah dilatih dengan fahaman mereka.Oleh kerana itu ada di antara mereka berkata kepada Zainab Al-Ghazali: Kamu sering berkata tentang Neraka Jahanam. Sekarang kamu berada dalam neraka Jamal Abdul Nasser. Mintalah keampunan dari Nasser atau Engkau terima syarat-syarat yang ditawarkan olehnya. Ketika Zainab berkata: Allah…Allah…., salah seorang dari mereka berkata :Seandainya kami nampak Allah yang kamu sebut itu, kami akan tangkap ia dan penjarakan bersama-sama kamu. Inilah kekufuran yang berlaku. Inilah yang menyebabkan mereka takut dan gentar kepada gerakan Islam.

Kemudian beliau dibicarakan dalam mahkamah pura-pura, beliau dipenjara seumur hidup. la dipenjara bersama-sama dengan HamidahQutb, bersama-sama seorang wanita yang sarat mengandung. Pada hari-hari awal di dalam kem tahanan tentera, mereka dihidangkan dengan roti kering yang disapu dengan najis. Mereka menahan kelaparan yang amat sangat. Mereka ditempatkan di tempat yang busuk lagi kotor. Mereka menjenguk keluar, manalah ada kiranya sisa-sisa makanan, ada pengawal penjara yang baik sedikit mencampakkan kulit-kulit pisang ke dalam sel kurungan, mereka ambil dan makan kulit-kulit pisang itu, mereka tidak sanggup memakan roti yang disapu dengan najis.Zainab Al-Ghazali dipenjara di sebuah kem tahanan tentera yang terletak di pinggir kota Kaherah. Beliau melihat wanita-wanita yang telah rosak akhlaknya, mereka rosak kerana dadah dan arak, mereka telah kehilangan kehormatan mereka, akibat dari proses pembaratan yang dilakukan oleh rejim sosialis. Zainab Al-Ghazali dan saudara-saudaranya itu diberi layanan yang buruk, berbeda sama sekali layanan yang diberikan kepada wanita-wanita Yahudi yang ditangkap kerana kegiatannya sebagai"spy" adalah lebih baik daripada layanan yang diterima oleh Zainab Al-Ghazali, Hamidah Qutb dan saudara-saudara mereka yang lain.Sehingga beberapa lama beliau ditahan, di satu pagi sekitar tahun1973, beliau dipanggil dan ditunjukkan surat pembebasan. Betapa berat kakinya untuk meninggalkan saudaranya Hamidah Qutb, tapi apakan daya semuanya diserahkan kepada ALlah S.W.T, kerana Allah S.W.T lebih berkuasa dari segala-segalanya. Tidak lama kemudian Hamidah pundi bebaskan.Menurutnya, satu perkara yang menguatkan beliau sanggup menanggung penyeksaan, kerana beliau sering berjumpa Rasulullah S.A.W dalam mimpinya. Oleh itu beliau yakin bahawa perjuangannya adalah benar dan jalan yang ditempohinya adalah benar. Rasulullah S.A.W bersabda "Syaitan diharamkan menyerupai ku". Oleh itu ia bermimpi berjumpa Rasulullah S.A.W adalah satu perkara yang benar.Demikianlah kisah Zainab Al-Ghazali, yang kini masih hidup, danterus menjalankan tugas-tugas yang berat ini bersama-sama Mujahid-Mujahid yang lain untuk mengembalikan umat manusia dan alam inikepada Islam. Berikutan dengan penangkapan beramai-ramai sahabat kitaIkhwan Muslimin oleh rejim Mendiang Anwar Sadat dan diteruskan olehrejim Husni Mubarak (Zainab Al Ghazali) turut juga ditangkap, tapi kali iniia hanya ditahan di rumah sahaja kerana dengan alasan sudah uzur. SemogaAllah S.W.T memelihara mereka.

Sunday, August 15, 2010

Wahai orang-orang Yang beriman, kalau kamu membela (ugama) Allah nescaya Allah membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu.
(surah Muhammad ayat 7)
usah ragu-ragu lagi wahai teman, Allahu ma'ana...

Wednesday, August 4, 2010

"Bila jalan dakwah merupakan jalan yang terbaik sekali untuk mencapai matlamat teragung, maka beriltizam melalui perjalanan tersebut adalah merupakan kemuncak bagi seseorang al-akhul Muslim.Ia bukanlah perkara kecil baginya. Ia mesti berkeyakinan penuh, serta sentiasa percaya dengan sesungguhnya bahawa arah yang dituju adalah selamat dan ia berada di atas jalan yang betul bagi menunaikan kewajipan dan tuntutan Islam. Ini bertujuan agar ia dapat bekerja, bergerak dan berjihad serta menghasilkan sesuatu dibidang dakwah dengan penuh kemampuan. Orang yang menjalani dakwah semakin memerlukan keyakinan dan tetap pendirian. Bila ia tahu syaitan tidak pernah kecewa menahannya di perjalanan itu bagi cuba memalingkannya. Sebenarnya syaitan sudah pun bersumpah untuk melakukan tugas itu."
(Syeikh Mustafa Masyur- mursyidul 'Am Ikhwanul Al-Muslimun ke-5)

Friday, July 23, 2010



saudara! kau merdeka dibalik alam baru,
saudara! kau merdeka dari belenggu itu,
kalau betul kau berpegang pada Tuhanmu,
apa helah makhluk tidak terbekas padamu.

saudara! kan musnah tentera zalim tak menentu,
akan muncul dialam ini satu fajar baru,
pancaran sinarnya akan memerdekakan rohmu,
lihat, nun fajar baru menari-nari menujumu,
saudara!darah badanku membeku mati,
tidak mengalir kerana ikatan abadi,
dia kan membawa ke lelangit tinggi,
bertatah medali di syurga nan abadi.

saudara! kau tangisi atas pemergian saya,
tersiram khusyuk di kuburan saya,
mereka nyalakan lilin dari reputan saya,
kejarlah dengannya kemenangan dan jaya,
saudara! jika kutidur, jumpa kekasih,
raudhah tuhanku telah tersediaa dan isih,
burung-burungnya berkepak bersilih,
berada nian berada di taman firdaus,

saudara! ikutilah kalian jejakku ini,
puak demi puak, angkatan baru susuli,
meskipun aku mati, tapi mati suci,
kalian kan lalu dengan kemenangan lagi,
ku membela nama tuhan dan agama,
dengan yakin atas nama sunnah, kujalan selama,
entah demi kemenangan di merata dunia,
entah untuk mendapat balasan dengan anbia'
( sajak Sayyid Qutb sebelum syahid- ahli gerakan ikhwanul muslimin)

Saturday, July 17, 2010



Tolong Beritahu Si Dia

Tolong beritahu si dia, aku ada pesanan buatnya..
Tolong beritahu si dia, cinta agung adalah cintaNya..
Tolong beritahu si dia, cinta manusia bakal membuatnya alpa..
Tolong nasihati sia dia, jangan menyintaiku lebih dari dia menyintai Yang Maha Esa..
Tolong nasihati si dia,jangan mengingatiku lebih dari dia mengingati Yang Maha Kuasa..
Tolong nasihati si dia, jangan mendoakanku lebih dari dia mendoakan ibu bapanya..
Tolong katakan pada si dia, dahulukan Allah kerana di situ ada syurga..
Tolong katakan pada si dia, dahulukan ibu bapanya kerana di telapak itu syurganya..
Tolong ingatkan si dia. Aku terpikat kerana imannya bukan rupa..
Tolong ingatkan si dia. Aku lebih cintakan zuhudnya bukan harta..
Tolong ingatkan si dia. aku kasihinya kerana santunnya..
Tolong tegur si dia, bila dia mula mengagungkan cinta manusia..
Tolong tegur si dia, bila dia tenggelam dalam angan-angannya..
Tolong tegur si dia, andai nafsu mengawal fikirannya..
Tolong sedarkan si dia. Aku milik Yang Maha Esa..
Tolong sedarkan si dia. Aku masih milik keluarga..
Tolong sedarkan si dia, tanggungjawabnya besar kepada keluarganya..
Tolong sabarkan si dia, usah ucap cinta di kala cita-cita belum terlaksana..
Tolong sabarkan si dia, andai diri ini enggan dirapati kerana menjaga batasan cinta..
Tolong sabarkan si dia, bila jarak menjadi penyebab bertambah rindunya..
Tolong pesan padanya. Aku tidak mahu menjadi fitnah besar kepadanya..
Tolong pesan padanya. Aku tak mahu menjadi punca kegagalannya..
Tolong pesan padanya aku membiarkan Yang Esa menjaga dirinya..
Tolong khabarkan pada si dia. Aku tidak mahu melekakan dia..
Tolong khabarkan pada si dia. Aku mahu dia berjaya dalam impian dan cita-citanya..
Tolong khabarkan pada si dia, jadilah penyokong dalam kejayaanku..
Tolong sampaikan pada si dia. Aku mendambakan cinta suci yang terjaga..
Tolong sampaikan pada si dia,cinta kerana Allah tidak ternilai harganya..
Tolong sampaikan pada si dia, hubungan ini terjaga selagi dia menjaga hubungan dengan Yang Maha Kuasa..
Tolong sampaikan kepada si dia kerana aku tidak mampu memberitahunya sendiri….

Hanya engkau Ya Allah mengetahui siapa si dia..

Moga pesananku sampai padanya walau aku sendiri tidak mengetahui siapa dan dimana si dia..
Moga dia seekor lebah yang sentiasa memuji keagungan Yang Maha Kuasa memasuki taman larangan dengan sopan santunnya dan bertemu mawar berduri yang terjaga oleh tuannya..

Simpanlah pesanan ku ini sehingga engkau bertemu diriku suatu hari nanti…

“Apabila kau ingin berteman,Janganlah kerana kelebihannya, Kerana mungkin dengan satu kelemahan,Kau mungkin akan menjauhinya….

Andai kau ingin berteman,Janganlah kerana kebaikannya,
Kerana mungkin dengan satu keburukan,Kau akan membencinya….

Andai kau inginkan sahabat yang satu, Janganlah kerana ilmunya,
Kerana apabila dia buntu,Kau mungkin akan memfitnahnya…..

Andai kau inginkan seorang teman,Janganlah kerana sifat cerianya,
Kerana andai dia tidak pandai menceriakan,Kau mungkin akan menyalahkannya….

Andai kau ingin bersahabat,Terimalah dia seadanya,Kerana dia seorang sahabat,Yang hanya manusia biasa…

Jangan diharapkan sempurna,Kerana kau juga tidak sempurna, Tiada siapa yang sempurna…

Tapi bersahabatlah kerana Allah..

Tuesday, July 13, 2010

Meninjau Semula Hukum Wanita Yang Didatangi Haid Memasuki Masjid.

Hafiz Firdaus Abdullah

Baru-baru ini ketika dijemput memberi kuliah di sebuah masjid, saya menghadapi sedikit cabaran. Saya ingin menggunakan LCD Projector untuk menayangkan Power Point Presentation. Akan tetapi memandangkan kuliah diadakan di ruang utama solat, sebahagian hadirin muslimah tidak dapat masuk ke dalam. Saya jangka ini berlaku kerana mereka ketika itu didatangi haid dan mengikut pendapat yang masyhur, wanita yang didatangi haid tidak boleh memasuki masjid. Maka para muslimah sebahagiannya ada yang duduk dalam ruang utama solat dan sebahagian lagi di tepi pintu ruang utama solat. Keadaan mereka yang terjengok-jengok di sebalik bingkai pintu mengharukan saya.

Namun pada waktu yang sama, terdapat beberapa perkara yang menghairankan saya. Jika hendak berpegang kepada pendapat yang melarang wanita haid memasuki masjid, kenapakah batas atau definisi masjid tersebut diubah-ubah? Sebagai contoh:

  • Ada yang berpendapat batas yang dilarang adalah ruang utama solat, manakala ruang serambi di sekeliling ruang utama solat dibolehkan. Lazimnya ruang utama solat adalah yang berlapik permaidani. Maka wanita yang didatangi haid tidak boleh duduk di ruang utama solat, tetapi boleh duduk di serambi yang mengelilingi ruang utama solat. Ini menghairankan saya kerana bukankah kedua-dua kawasan tersebut sebenarnya masuk dalam batas masjid?

  • Ada yang berpendapat batas yang dilarang adalah dewan solat, manakala dewan serbaguna yang lazimnya terletak di tingkat bawah dewan solat dibolehkan. Pendapat sebegini lazimnya diamalkan di masjid-masjid yang bertingkat. Maka wanita yang didatangi haid tidak boleh naik ke tingkat dewan solat, tetapi boleh ke tingkat dewan serbaguna yang terletak di bawahnya. Ini menghairankan saya kerana bukankah kedua-dua tingkat tersebut sebenarnya tetap masuk dalam batas masjid?

  • Ada yang berpendapat, batas yang dilarang hanya bangunan masjid manakala bangunan di perkarangan masjid dibolehkan. Maka dibina bangunan tambahan beserta bilik-bilik kuliah agar dapat dihadiri oleh para hadirin wanita yang didatangi haid. Akan tetapi apabila hendak diumumkan sesuatu program, akan disebut: “Esok pukul 2 petang akan diadakan kuliah tafsir untuk para muslimah di bilik kuliah A, Masjid Bukit Harimau.” Sekali pun letaknya di perkarangan, ia termasuk sebahagian daripada masjid.

  • Ada yang membezakan antara masjid dan surau. Masjid adalah binaan besar yang dilaksanakan solat Jumaat di dalamnya. Surau pula adalah binaan kecil yang tidak dilaksanakan solat Jumaat di dalamnya. Maka masjid dilarang bagi wanita yang didatangi haid sementara surau dibolehkan. Ini turut menghairankan saya kerana tidak wujud petunjuk jelas bagi membezakan antara masjid dan surau. Lebih dari itu kebanyakan surau, sekurang-kurang yang berada di Lembah Klang, saiz dan kelengkapannya jauh lebih besar dan canggih berbanding masjid Nabi shallallahu 'alaihi wasallam pada zaman baginda.

Dalam penulisan ini, saya tidak bercadang untuk mengupas berkenaan batas atau definisi masjid. Akan tetapi yang menjadi tumpuan saya adalah berkenaan hukum wanita yang didatangi haid memasuki masjid dan mendiaminya.

Pendapat Para Ilmuan Dalam Persoalan Ini.

Jika dikaji kitab fiqh dari keempat-empat mazhab, akan ditemui bahawa kebanyakan mereka (jumhur) berpandangan bahawa wanita yang didatangi haid tidak boleh memasuki masjid dan mendiaminya. Dalilnya adalah sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:

لاَ أُحِلُّ الْمَسْجِدَ لِحَائِضٍ وَلاَ جُنُبٍ.

Aku tidak menghalalkan masjid bagi (wanita yang didatangi) haid dan tidak (halal juga) bagi orang yang junub.

Hadis tersebut dikeluarkan oleh Imam Abu Daud dalam kitab Sunannya, hadis no: 220 (Kitab al-Thaharah, Bab berkenaan orang junub yang memasuki masjid). Selain itu ia juga dikeluarkan oleh Imam al-Bukhari dalam al-Tarikh al-Kabir (Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, 2001), perawi no: 1710 (Bab Alif: Aflat bin Khalifah), Imam Ibn Khuzaimah dalam Shahihnya (tahqiq: M. Musthafa al-‘Azhami; al-Maktab al-Islami, Beirut, 1996), hadis no: 600 (Kitab himpunan bab keutamaan masjid, Bab tegahan duduk bagi orang yang junub dan haid dalam masjid) dan Imam al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra (tahqiq: M. ‘Abd al-Qadir ‘Atha; Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, 1999), hadis no: 4323 (Kitab al-Solat, Bab orang junub melalui masjid dan tidak berdiam di dalamnya).

Kesemuanya melalui jalan sanad yang berpangkal kepada Aflat bin Khalifah, dari Jasrah binti Dajajah, dari ‘Aisyah radhiallahu 'anha. Kedua-dua perawi di atas, Aflat bin Khalifah dan Jasrah binti Dajajah, diperselisihkan kedudukan mereka dari sudut al-Jarh wa al-Ta’dil. Sebahagian ahli hadis ada yang menilai mereka lemah dan ada yang menilai mereka lebih kuat dari sekadar lemah. Ada yang menolak hadis-hadis yang mereka sampaikan, ada yang menerimanya jika ia memiliki penguat yang lain dan ada yang menerimanya secara mutlak.

Oleh itu sekali pun pada zahirnya keempat-empat mazhab bersepakat menggunakan hadis yang mereka sampaikan berkenaan larangan bagi wanita yang didatangi haid dan orang junub dari memasuki masjid, telaah yang cermat terhadap pelbagai kitab para ahli hadis dan fiqh menemukan tiga perselisihan pendapat berkenaan darjat hadis tersebut:

  1. Ada yang menilai hadis tersebut adalah dha‘if (lemah). Ini adalah penilaian Imam al-Bukhari, Imam Ibn Hazm, Imam Ibn al-Rif‘ati (ابن الرفعة), Imam al-Khaththabi, Imam ‘Abd al-Haq dan Imam Ibn Rusyd.

  2. Ada yang menilai hadis tersebut adalah hasan. Ini adalah penilaian Imam Ibn al-Qaththan, Imam Abu Daud dan Imam al-Zayla’e.

  3. Ada yang menilai hadis tersebut adalah shahih. Ini adalah penilaian Imam Ibn Khuzaimah dan Imam al-Syaukani.

Lebih lanjut rujuk:

  • al-Tarikh al-Kabir oleh Imam al-Bukhari, perawi no: 1710.

  • al-Muhalla bi al-Atsar oleh Imam Ibn Hazm (tahqiq: ‘Abd al-Ghaffar Sulaiman; Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, tp.thn.), jld. 1, ms. 400-401, masalah no: 262.

  • Talkhish al-Habir fi Takhrij Ahadits al-Rafi’e al-Kabir oleh Imam Ibn Hajar al-‘Asqalani (Maktabah Musthafa al-Baz, al-Riyadh, 1996), jld. 1, ms. 212, hadis no: 185.

  • Bidayah al-Mujtahid oleh Imam Ibn Rusyd (tahqiq: ‘Adil Ahmad ‘Abd al-Maujud & ‘Ali Muhammad Ma‘awwadh; Dar al-Kutub al-Ilmiah, Beirut, 1996), jld. 1, ms. 541.

  • al-Majmu’ Syarh al-Muhazzab oleh Imam al-Nawawi (tahqiq: M. Najib Ibrahim; Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi, Beirut 2001), jld. 2, ms. 129.

  • Nasbu al-Rayah fi Takhrij al-Ahadits al-Hidayah oleh Imam al-Zayla’e (Dar al-Hadits, Kaherah, 1995), jld. 1, ms, 276-277.

  • Shahih Ibn Khuzaimah, hadis no: 600.

  • Nail al-Authar min Asrar Muntaqa al-Akhbar oleh Imam al-Syaukani (tahqiq: ‘Adil Ahmad ‘Abd al-Maujud & ‘Ali Muhammad Ma‘awwadh; Dar al-Kitab al-‘Arabi), jld. 1, ms. 344.

Perselisihan dalam menilai darjat hadis ini berterusan sehingga di kalangan para ilmuan masa kini. Di antara mereka ada yang mendha‘ifkannya dan ada yang menghasankannya. Di antara dua penilaian ini, yang manakah yang lebih tepat?

Lazimnya saya sendiri suka mengkaji lebih lanjut untuk mencari penilaian yang lebih tepat. Akan tetapi dalam bab ini ada sebuah hadis lain yang tidak diperselisihkan, sehingga dengan itu tumpuan kita tidak perlu ditujukan kepada hadis di atas yang diperselisihkan.

Kisah Seorang Hamba Wanita Yang Hitam.

Dalam Shahih al-Bukhari, Kitab al-Solat, Bab wanita yang tidur di dalam masjid, hadis no: 439, terdapat hadis berikut daripada ‘Aisyah radhiallahu 'anha:

أَنَّ وَلِيدَةً كَانَتْ سَوْدَاءَ لِحَيٍّ مِنْ الْعَرَبِ فَأَعْتَقُوهَا فَكَانَتْ مَعَهُمْ.

قَالَتْ: فَخَرَجَتْ صَبِيَّةٌ لَهُمْ عَلَيْهَا وِشَاحٌ أَحْمَرُ مِنْ سُيُورٍ.

قَالَتْ: فَوَضَعَتْهُ أَوْ وَقَعَ مِنْهَا فَمَرَّتْ بِهِ حُدَيَّاةٌ وَهُوَ مُلْقًى فَحَسِبَتْهُ لَحْمًا فَخَطِفَتْهُ.

قَالَتْ: فَالْتَمَسُوهُ فَلَمْ يَجِدُوهُ. قَالَتْ: فَاتَّهَمُونِي بِهِ.

قَالَتْ: فَطَفِقُوا يُفَتِّشُونَ حَتَّى فَتَّشُوا قُبُلَهَا.

قَالَتْ: وَاللَّهِ إِنِّي لَقَائِمَةٌ مَعَهُمْ إِذْ مَرَّتْ الْحُدَيَّاةُ فَأَلْقَتْهُ.

قَالَتْ: فَوَقَعَ بَيْنَهُمْ.

قَالَتْ: فَقُلْتُ هَذَا الَّذِي اتَّهَمْتُمُونِي بِهِ زَعَمْتُمْ وَأَنَا مِنْهُ بَرِيئَةٌ وَهُوَ ذَا هُوَ.

قَالَتْ: فَجَاءَتْ إِلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَأَسْلَمَتْ.

قَالَتْ عَائِشَةُ: فَكَانَ لَهَا خِبَاءٌ فِي الْمَسْجِدِ أَوْ حِفْشٌ.

قَالَتْ: فَكَانَتْ تَأْتِينِي فَتَحَدَّثُ عِنْدِي.

قَالَتْ: فَلاَ تَجْلِسُ عِنْدِي مَجْلِسًا إِلاَّ قَالَتْ: وَيَوْمَ الْوِشَاحِ مِنْ أَعَاجِيبِ رَبِّنَا أَلاَ إِنَّهُ مِنْ بَلْدَةِ الْكُفْرِ أَنْجَانِي.

قَالَتْ عَائِشَةُ: فَقُلْتُ لَهَا مَا شَأْنُكِ لا تَقْعُدِينَ مَعِي مَقْعَدًا إِلاَّ قُلْتِ هَذَا؟

قَالَتْ: فَحَدَّثَتْنِي بِهَذَا الْحَدِيثِ.

(Terdapat) seorang hamba wanita berkulit hitam milik satu kaum bangsa Arab yang mereka bebaskan dan dia tinggal bersama mereka.

Hamba itu berkata:

Satu ketika anak perempuan mereka keluar dengan memakai selendang merah yang dibuat dari kulit dan dihiasi dengan batu permata.

Dia meletakkannya, atau terjatuh, sehingga terbanglah seekor burung sedangkan selendang tersebut terletak di atas tanah.

Burung itu menganggap selendang tersebut adalah seketul daging lalu ia menyambarnya.

Lalu (kemudian) mereka mencari selendang tersebut namun tidak menemuinya. Akhirnya mereka menuduh aku yang mengambilnya.

Mereka mulai mencarinya sehingga memeriksa kemaluannya.[1] Demi Allah! Sungguh aku masih berdiri di kalangan mereka

sehingga tiba-tiba terbanglah burung itu dan melemparkan selendang tersebut. Selendang tersebut jatuh tepat di antara mereka.

Lalu aku berkata: “Inilah selendang yang kalian tuduh aku mengambilnya padahal aku bersih dari semua tuduhan itu dan inilah selendang tersebut.”

Maka aku datang kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan masuk Islam.

‘Aisyah berkata: Sejak itu dia mendapat tempat tinggal berupa kemah atau bilik kecil berbumbung rendah di dalam masjid.

Hamba itu biasa mendatangiku dan berbicara denganku. Dia tidak pernah duduk di hadapanku melainkan berkata:

“Dan hari selendang itu di antara keajaiban Tuhan kami, Ketahuilah! Dari negeri kafir Dia menyelamatkann aku.”

‘Aisyah berkata: Aku bertanya kepada dia, kenapa kamu tidak sekali pun duduk bersamaku kecuali mengucapkan sedemikian?

Maka dia pun menceritakan kepadaku kisah di atas.

Menjadi perhatian kita adalah keterangan ‘Aisyah radhiallahu 'anha bahawa: “Sejak itu dia mendapat tempat tinggal berupa kemah atau bilik kecil berbumbung rendah di dalam masjid.” Keterangan ini menunjukkan wanita tersebut duduk lama di dalam masjid sehingga dibangunkan kemah atau bilik kecil untuknya. Di sinilah terletak petunjuk hukum yang penting kerana wanita tersebut pasti mengalami putaran haidnya dan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam tidak menghalang beliau dari terus tinggal di dalam masjid.

A’isyah radhiallahu 'anha tidak menerangkan sama ada wanita tersebut adalah seorang budak atau yang sudah lanjut umurnya, bererti beliau adalah wanita dewasa yang mengalami putaran haid seperti biasa. Tidak timbul persoalan sama ada beliau adalah seorang budak yang belum didatangi putaran haid atau seorang yang lanjut umur yang telah berhenti putaran haid.

Maka di sini kita berhadapan dengan dua hadis yang kelihatan seolah saling bercanggah. Hadis pertama menerangkan larangan bagi wanita yang didatangi haid memasuki masjid manakala hadis kedua menerangkan wanita yang didatangi haid boleh memasuki dan mendiami dalam masjid. Para ilmuan Islam telah menggariskan beberapa kaedah untuk menghilangkan percanggahan yang wujud di antara dua atau lebih hadis. Kaedah yang pertama adalah, hendaklah hadis-hadis yang bercanggah tersebut memiliki darjat kekuatan yang sama.

Di sini kita menghadapi dua keadaan:

  • Seandainya hadis yang melarang darjatnya dha‘if atau hasan, maka ia tertolak berbanding hadis sahih yang membolehkan wanita yang didatangi haid memasuki dan mendiami masjid. Maka dengan itu wanita yang didatangi haid boleh memasuki masjid dan mendiaminya tanpa sebarang halangan.

  • Seandainya hadis yang melarang darjatnya sahih, maka diperhatikan adakah salah satu darinya membatalkan yang lain. Setakat ini tidak ditemui bukti bahawa wujudnya pembatalan. Maka kaedah yang terbaik adalah menggandingkan kedua-dua hadis, antara yang melarang dan membolehkan wanita yang didatangi haid memasuki dan mendiami masjid. Pergandingan ini menunjukkan bahawa hadis larangan tidak membawa hukum haram, tetapi sekadar makruh. Oleh itu makruh bagi wanita yang didatangi haid untuk memasuki masjid dan mendiaminya kecuali jika dia memiliki sesuatu urusan di dalamnya.

Beberapa Dalil Lain Dalam Persoalan Ini.

Terdapat beberapa dalil lain yang turut dijadikan hujah dalam persoalan ini. Tiga yang paling masyhur di antaranya adalah:

Hadis Umm Salamah.

Dalam Sunan Ibn Majah, Kitab al-Thaharah wa Sunaniha, Bab berkenaan tegahan (wanita yang didatangi) haid dari masjid, hadis no: 645, diriwayatkan dari Umm Salamah radhiallahu 'anha sebuah hadis:

إِنَّ الْمَسْجِدَ لاَ يَحِلُّ لِجُنُبٍ وَلاَ لِحَائِضٍ.

Sesungguhnya masjid tidak dihalalkan bagi orang yang junub dan tidak juga bagi (wanita yang didatangi) haid.

Hadis ini juga dikeluarkan oleh al-Thabarani dalam al-Mu’jam al-Kabir (tahqiq: Hamdi Abd Al-Majid; Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi, Beirut, tp.thn.), jld. 23, hadis no. 883. Kedua-duanya dengan sanad yang di dalamnya perawi yang bernama Mahduj al-Zuhliy dan Abi al-Khattab al-Hajari, kedua-duanya adalah perawi yang lemah. Selain itu sanadnya berpangkal kepada Jasrah binti Dajajah, perawi sama yang menyampaikan hadis riwayat Imam Abu Daud yang merupakan asas perbincangan kita. Statusnya sebagai periwayat hadis diperbincangkan.

Kemudian terdapat kesilapan di dalam hadis di atas dimana ia sebenarnya bukan diriwayatkan oleh Umm Salamah, tetapi oleh ‘Aisyah. Demikian terang Imam Abu Zur‘ah dalam al-‘Ilal li Ibn Abi Hatim, hadis no: 269 sebagaimana yang dikemukakan oleh Syaikh Khalid Dhaif Allah al-Syalahi dalam al-Tibyan fi Takhrij wa Tabwib Ahadits Bulugh al-Maram (Muasasah al-Risalah, Beirut, 2000), jld. 2, ms. 298.

Faktor-faktor di atas mencacatkan hadis Umm Salamah ini dan menyebabkan ia tidak dapat dijadikan hujah mahu pun penguat kepada hadis riwayat Imam Abu Daud yang merupakan asas perbincangan kita.

Hadis Umm ‘Athiyah.

Dalam Shahih al-Bukhari, Kitab al-‘Iedain, Bab wanita haid tidak hadir di musholla, hadis no: 981, Umm ‘Athiyah radhiallahu 'anha berkata:

أُمِرْنَا أَنْ نَخْرُجَ فَنُخْرِجَ الْحُيَّضَ وَالْعَوَاتِقَ وَذَوَاتِ الْخُدُورِ.

قَالَ ابْنُ عَوْنٍ: "أَوْ الْعَوَاتِقَ ذَوَاتِ الْخُدُورِ,"

فَأَمَّا الْحُيَّضُ فَيَشْهَدْنَ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَدَعْوَتَهُمْ وَيَعْتَزِلْنَ مُصَلاَّهُمْ.

Kami telah diperintahkan (oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam) untuk keluar, maka kami memerintahkan wanita-wanita yang sedang haid,

para gadis dan wanita-wanita pingitan untuk keluar. Ibnu ‘Aun berkata: “atau wanita-wanita pingitan.”

(Umm ‘Athiyah menyambung) dan wanita-wanita yang haid diperintahkan (oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam)

agar menyaksikan jamaah kaum muslimin dan dakwah mereka serta menjauhi musholla.

Hadis ini sebenarnya tidak berkaitan untuk dijadikan hujah. Ini kerana musholla yang diperintahkan agar dijauhi oleh wanita yang didatangi haid adalah padang atau satu tempat yang luas. Ia bukanlah masjid.

Pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, solat Hari Raya dilaksanakan di tempat terbuka dan semua orang diperintahkan keluar. Termasuk yang diperintahkan keluar ialah para wanita yang didatangi haid. Wanita yang didatangi haid tidak boleh bersolat, oleh itu Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menyuruh mereka duduk di luar kawasan solat manakala wanita yang tidak didatangi haid duduk di dalam untuk bersolat.

Seandainya semua wanita, sama ada yang didatangi haid atau tidak, duduk berhimpun di satu kawasan, nescaya saf solat terputus-putus antara yang boleh solat dan yang tidak boleh solat.

Pentingnya, hadis di atas tidak berkaitan dengan hukum wanita yang didatangi haid sama ada boleh memasuki masjid atau tidak.

Ayat 43 Surah al-Nisa’.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لاَ تَقْرَبُوا الصَّلاَةَ وَأَنْتُمْ سُكَارَى حَتَّى تَعْلَمُوا مَا تَقُولُونَ

وَلاَ جُنُبًا إِلاَّ عَابِرِي سَبِيلٍ حَتَّى تَغْتَسِلُوا.

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu hampiri solat sedang kamu dalam keadaan mabuk hingga kamu sedar

dan mengetahui akan apa yang kamu katakan. Dan janganlah pula (hampiri masjid) sedang kamu dalam keadaan junub

kecuali kamu hendak melintas sahaja hingga kamu mandi.

Dalam ayat di atas, Allah Subhanahu wa Ta'ala melarang orang yang dalam keadaan junub daripada menghampiri masjid melainkan sekadar untuk melintas sahaja. Ini menunjukkan bahawa orang yang junub dilarang memasuki masjid kecuali sekadar melintas sahaja. Orang yang junub diqiyaskan kepada wanita yang didatangi haid. Maka wanita yang didatangi haid turut dilarang memasuki masjid kecuali sekadar melintas sahaja.

Menggunakan qiyas untuk menghubungkan antara haid dan junub adalah tertolak kerana beberapa sebab:

  1. Kes wanita yang didatangi haid adalah sesuatu yang berlaku pada ketika turunnya ayat di atas. Namun Allah hanya menyebut kes orang yang junub dan mendiamkan kes wanita yang didatangi haid. Memandangkan Allah mendiamkannya, maka hendaklah juga kita mendiamkannya tanpa perlu menambah-nambah.

  2. Qiyas adalah kaedah mengeluarkan hukum bagi kes-kes baru yang tidak wujud pada zaman Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Kes wanita yang didatangi haid bukanlah satu kes yang baru kerana ia sedia wujud pada zaman baginda. Oleh itu tidaklah tepat untuk menggunakan kaedah qiyas untuk menghubungkan antara haid dan junub.

  3. Antara haid dan junub, persamaannya hanya dari sudut kewajipan mandi. Selain itu terdapat beberapa perbezaan yang besar. Antaranya junub adalah satu keadaan di mana seseorang itu memiliki pilihan untuk berada dalamnya atau tidak, dan seseorang itu boleh keluar daripada keadaan junub pada bila-bila masa melalui mandi wajib atau tayamum. Berbeza halnya dengan haid, ia bermula dan berakhir tanpa pilihan. Oleh itu terdapat banyak perbezaan antara haid dan junub sehingga tidak boleh menyamakan antara kedua-duanya.

Kesimpulan Tinjauan.

Bagi wanita yang didatangi haid, para ilmuan sepakat berdasarkan dalil yang kukuh lagi jelas bahawa mereka tidak boleh solat, puasa, tawaf dan bersetubuh. Ada pun hukum memegang dan membaca al-Qur’an, dalilnya adalah lemah sebagaimana yang telah saya jelaskan dalam artikel Amalan Wanita Yang Didatangi Haid Dalam Bulan Ramadhan yang dimuatkan dalam buku Menelan Air Liur Tidak Membatalkan Puasa (Himpunan Risalah Berkenaan Puasa dan Isu-Isu Berkaitannya) terbitan Jahabersa, Johor Bahru.

Dalam artikel ini, kita meninjau pula hukum wanita yang didatangi haid sama ada boleh atau tidak untuk memasuki masjid dan mendiaminya. Tinjauan mendapati hadis yang melarang wanita memasuki masjid dan mendiaminya diperselisihkan kedudukannya antara dha‘if, hasan atau sahih. Pada waktu yang sama terdapat hadis sahih lain yang menerangkan wanita yang didatangi haid boleh memasuki masjid dan mendiaminya.

Oleh itu apabila seseorang muslimah memiliki urusan di dalam masjid, dia boleh memasukinya dan mendiaminya. Urusan yang dimaksudkan adalah pelbagai dan ia tidak perlu sesuatu yang berada pada tahap darurat. Contoh urusan yang dimaksudkan adalah ustazah yang menyampaikan kuliah, para muslimah yang menghadiri kuliah dan para muslimah yang menziarah masjid bersejarah.

Kesimpulan ini berbeza dengan pandangan majoriti para ilmuan. Akan tetapi kesimpulan ini dicapai dengan mengkaji secara teliti dalil dan hujah para ilmuan itu sendiri tanpa melepaskan sikap hormat dan kasih sayang kepada mereka.

Jika di kalangan pembaca ada yang tidak setuju dengan tinjauan ini, maka pilihan anda saya hormati. Jika di kalangan pembaca ada yang setuju dengan tinjauan ini, maka hormatilah orang lain yang tidak setuju. Selain itu berkongsilah tinjauan ini dengan mereka yang tidak tahu, kemudian hormatilah pilihan mereka.



[1] Kenapakah disebut “kemaluannya” dan bukan “kemaluanku”? Berkata Ibn Hajar al-‘Asqalani: “Secara zahirnya kalimat ini adalah perkataan hamba itu, hanya saja dia mengucapkannya dalam konteks orang ketiga untuk mengalihkan perhatian.” Fath al-Bari (edisi terjemahan oleh Amiruddin atas judul yang sama; Pustaka Azzam, Jakarta, 2003), jld. 3, ms. 177-178.